Mohon tunggu...
Indri ardiyanti
Indri ardiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa

Suka Pemandangan Alam Dan Traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Media Flash Card pada Mata Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa

9 Januari 2024   12:30 Diperbarui: 9 Januari 2024   12:38 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam proses pembelajaran, keberadaan media pembelajaran sangat penting untuk merangsang kemampuan berpikir siswa. Menurut Gerlach & Ely, seperti yang disebutkan oleh Arifudin (2020), media dapat berupa manusia, materi, atau kejadian yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media pembelajaran menjadi suatu alat yang essensial dalam proses belajar mengajar, tidak hanya sebagai pendukung, tetapi juga membantu siswa dalam memahami dan menyampaikan materi dengan lebih mudah. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran tidak hanya mempermudah siswa, tetapi juga membantu mereka untuk berpikir tentang konsep-konsep konkret.

Salah satu jenis media pembelajaran yang efektif adalah flashcard, yang berisi gambar, teks, atau simbol-simbol untuk membantu siswa mengingat atau mengaitkan informasi dengan visualisasi yang terdapat pada kartu tersebut. Menurut Susilana dan Riyana, seperti yang dijelaskan oleh Hendar (2019), flashcard berupa kartu bergambar berukuran 25X30 cm. Gambar-gambar pada flashcard dapat dibuat secara manual atau menggunakan foto yang ditempelkan pada kartu, menyajikan serangkaian pesan dengan keterangan yang terdapat di bagian belakang kartu. Penggunaan flashcard tidak hanya merangsang pikiran dan minat siswa, tetapi juga memfasilitasi terjadinya proses belajar.

Media flashcard merupakan kartu belajar yang efektif, mengandung gambar, teks, atau tanda simbol yang bertujuan membantu siswa mengingat atau mengarahkan mereka pada konsep yang terkait dengan elemen-elemen visual tersebut. Basuki Wibawa dan Farida Mukti menyatakan bahwa flash card umumnya berisi kata-kata, gambar, atau kombinasi keduanya, digunakan untuk memperkaya kosa kata, terutama dalam pembelajaran bahasa, baik itu dalam konteks bahasa umum maupun bahasa asing. Media ini memudahkan siswa dalam mengingat gambar dan kata-kata, serta meningkatkan perbendaharaan kata (Mukti, 1992).

Pandangan Azhar Arsyad mengonfirmasi definisi tersebut dengan menyebutkan bahwa flash card berupa kartu dengan gambar, teks, atau tanda simbol yang memberikan panduan atau pengingat kepada siswa mengenai suatu konsep yang terkait dengan gambar tersebut. Flash card umumnya memiliki ukuran standar, seperti 8 x 12 cm, atau bisa disesuaikan dengan kebutuhan kelas yang dihadapi oleh guru. Gambar-gambar pada flash card disajikan dengan informasi atau keterangan yang relevan di bagian belakang kartu. Untuk memudahkan siswa membaca pesan yang terdapat di dalamnya, tulisan dan gambar hendaknya dibuat dengan ukuran yang lebih besar dan jelas. Isi flash card biasanya mencakup topik-topik seperti benda-benda, binatang, buah-buahan, anggota keluarga, peralatan sekolah, dan sebagainya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa flashcard merupakan kartu belajar efektif yang memiliki dua sisi, salah satunya berisi gambar, teks, atau tanda simbol, sementara sisi lainnya berupa definisi, keterangan gambar, jawaban, atau uraian yang membantu siswa mengingat atau mengarahkan mereka pada konsep yang terkait dengan gambar yang terdapat pada kartu. Ukuran flashcard dapat bervariasi, seperti 8 x 12 cm, 25 x 30 cm, atau disesuaikan dengan kebutuhan kelas yang dihadapi oleh guru.

Langkah-langkah penggunaan media flash card, sebagaimana dijelaskan oleh Rudi Susilana dan Cepi Riyana, mencakup beberapa tahap. Pertama, kartu-kartu tersebut dipegang setinggi dada dan dihadapkan ke depan siswa. Selanjutnya, setelah guru selesai menjelaskan di depan kelas, kartu-kartu tersebut ditarik satu per satu. Proses berikutnya melibatkan pemberian kartu-kartu yang telah dijelaskan kepada siswa yang duduk berdekatan dengan guru. Siswa diminta untuk mengamati kartu-kartu tersebut secara satu per satu, kemudian kartu-kartu tersebut dialihkan kepada siswa lainnya hingga seluruh siswa mendapatkan bagian mereka.

Dalam konteks permainan, jika flash card digunakan sebagai elemen permainan, langkah selanjutnya adalah menempatkan kartu-kartu tersebut secara acak dalam sebuah kotak tanpa perlu disusun. Selanjutnya, guru dapat menyiapkan siswa yang akan berpartisipasi dalam lomba, misalnya tiga orang siswa berdiri sejajar. Guru kemudian memberikan perintah atau instruksi untuk melibatkan siswa dalam kegiatan permainan yang melibatkan flash card tersebut.

Dengan memanfaatkan media flash card, siswa dapat diasah untuk memperluas cakupan pandangan mereka. Ini dilakukan dengan membiasakan siswa untuk melihat beberapa kata yang tertulis dalam satu kali pandangan, seperti yang diungkapkan oleh Gianistika (2020). Selain itu, penggunaan flash card juga dapat membantu membangkitkan motivasi siswa dan menciptakan persaingan yang sehat dalam mengembangkan kemampuan membaca. Atmosfer di kelas dapat menjadi lebih hidup dan menyenangkan melalui penggunaan media ini, sehingga dapat mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran.

Media flash card menyediakan pendekatan visual yang kuat, memungkinkan siswa untuk menghubungkan kata-kata dengan gambar atau simbol, sehingga memperkuat keterkaitan antara informasi dan ingatan. Melihat beberapa kata sekaligus dalam satu pandangan membantu meningkatkan kemampuan pengenalan kata dan pemahaman teks secara keseluruhan. Selain itu, aspek kompetitif yang muncul dari penggunaan flash card dapat menjadi pendorong motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dan meningkatkan keterampilan membaca mereka. Dengan suasana kelas yang lebih dinamis dan menyenangkan, siswa lebih mungkin terlibat secara positif dalam proses pembelajaran, menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kemampuan membaca mereka.

Menurut Bambang Suryadi Hamalik (2002), penggunaan media pembelajaran dalam konteks proses belajar mengajar memiliki dampak yang signifikan. Media pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu penyampaian informasi, tetapi juga memiliki implikasi psikologis yang mempengaruhi siswa secara menyeluruh. Hamalik menekankan bahwa media pembelajaran mampu membangkitkan keinginan dan minat baru dalam diri siswa, menciptakan situasi belajar yang lebih menarik, dan mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata atau kehidupan sehari-hari. Selain itu, penggunaan media ini juga dapat merangsang motivasi siswa untuk belajar, dengan menyajikan materi secara lebih menarik melalui elemen visual, audio, atau interaktif. Dengan demikian, media pembelajaran tidak hanya mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi, tetapi juga membawa pengaruh psikologis, memperkuat kepercayaan diri, kreativitas, dan minat belajar siswa. Dengan beragamnya jenis media pembelajaran, pendekatan ini dapat memenuhi berbagai gaya belajar siswa, menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung perkembangan psikologis siswa secara holistik.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun