Media flash card menyediakan pendekatan visual yang kuat, memungkinkan siswa untuk menghubungkan kata-kata dengan gambar atau simbol, sehingga memperkuat keterkaitan antara informasi dan ingatan. Melihat beberapa kata sekaligus dalam satu pandangan membantu meningkatkan kemampuan pengenalan kata dan pemahaman teks secara keseluruhan. Selain itu, aspek kompetitif yang muncul dari penggunaan flash card dapat menjadi pendorong motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dan meningkatkan keterampilan membaca mereka. Dengan suasana kelas yang lebih dinamis dan menyenangkan, siswa lebih mungkin terlibat secara positif dalam proses pembelajaran, menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kemampuan membaca mereka.
Menurut Bambang Suryadi Hamalik (2002), penggunaan media pembelajaran dalam konteks proses belajar mengajar memiliki dampak yang signifikan. Media pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu penyampaian informasi, tetapi juga memiliki implikasi psikologis yang mempengaruhi siswa secara menyeluruh. Hamalik menekankan bahwa media pembelajaran mampu membangkitkan keinginan dan minat baru dalam diri siswa, menciptakan situasi belajar yang lebih menarik, dan mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata atau kehidupan sehari-hari. Selain itu, penggunaan media ini juga dapat merangsang motivasi siswa untuk belajar, dengan menyajikan materi secara lebih menarik melalui elemen visual, audio, atau interaktif. Dengan demikian, media pembelajaran tidak hanya mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi, tetapi juga membawa pengaruh psikologis, memperkuat kepercayaan diri, kreativitas, dan minat belajar siswa. Dengan beragamnya jenis media pembelajaran, pendekatan ini dapat memenuhi berbagai gaya belajar siswa, menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung perkembangan psikologis siswa secara holistik.
Referensi:
Arifudin, O. (2018). Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Tenaga Kependidikan STIT Rakeyan Santang Karawang. MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi), 2(3), 209--218
Gianistika, C. (2021). Strategi Pembelajaran Contextual Teaching dan Motivasi Siswa terhadap Hasil Belajar Membaca Nyaring Bahasa Indonesia. EDUKATIF: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(3), 656-671
Hamalik, O. (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hendar. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MI Tarbiyah Islamiyah Dalam Pelajaran Seni Budaya Dan Prakarya Dengan Metode Sing The National Anthem Melalui Vokalisi. Jurnal Tahsinia, 1(1), 63-72
Mukti, B. W. dan F. (1992). Media Pengajaran. Dikti
ketidaksesuaian model pembelajaran yang digunakan dengan kemampuan membaca siswa. Hal ini mengakibatkan kesulitan bagi siswa untuk memahami materi, ditandai dengan sikap kurang semangat seperti mengantuk, melamun selama pengajaran guru, dan pasif saat dihadapkan pada pertanyaan dari guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,seorang guru perlu mengambil langkah-langkah tertentu selama kegiatan belajar. Guru dapat menciptakan kondisi yang kondusif di dalam kelas, memotivasi siswa selama proses pembelajaran, dan menggunakan media pembelajaran yang bertujuan untuk menarik minat belajar siswa. Pemilihan media harus disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan media pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Media tersebut dapat membantu mengembangkan daya pikir siswa secara kreatif, melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mereka merasa berani untuk mengungkapkan ide atau gagasan yang relevan dengan topik yang dibahas. Semua ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia. Sebagai contoh, media pembelajaran yang peneliti akan terapkan untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah media flash card.