"Mengapa hidupku seperti ini?" dia bertanya sambil menangis tersedu-sedu. Aku tahu itu hanyalah pertanyaan retoris yang tidak membutuhkan jawabanku. Dengan setia ku dengarkan semua keluh kesah tentang kehidupannya. Saat ini dia memang hanya ingin didengarkan saja.
Seandainya dia tahu, sebenarnya kehidupannya jauh lebih baik dari kehidupanku. Bagaimana tidak? Dia langsung mendapat pekerjaan di perusahaan yang bonafit begitu lulus kuliah. Gajinya cukup lumayan, selalu ada sisa uang untuk disimpan. Berikutnya, dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2.
Sementara aku? Sampai sekarang aku masih S1.Pekerjaanku biasa-biasa saja dengan gaji pas-pasan pula. Tapi untungnya, aku dapat mensyukuri segala apa yang aku punya. Walaupun hidupku sederhana, aku tak merusak suasana hatiku dengan keluh kesah yang tak berguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H