Bagaimana tidak berpengaruh terhadap kesehatan mental, pembelajaran jarak jauh ini pastinya menjadi suatu hal yang baru bagi para siswa. Rumah yang tadinya tempat istirahat, sekarang dijadikan tempat untuk belajar dan bekerja, itu akan sangat membosankan bagi para siswa.Â
Karena jika pembelajaran dilakukan secara langsung di dalam kelas di sekolah, maka siswa akan memiliki sedikit hiburan seperti bertemu dan berbagi cerita dan masalah mereka bersama teman-temannya.Â
Berbeda dengan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan di dalam rumah, anak akan cepat bosan dan jenuh. Karena pada dasarnya sekolah itu merupakan tempat pengembangan akademik siswa dan rumah untuk mengembangkan pribadi sikap.
Pemerintah Indonesia sempat akan mematenkan pembelajaran jarak jauh ini sebagai pembelajaran di masa depan. Namun, banyak orang tua siswa yang menentang akan keputusan pemerintah ini karena mereka selaku orang tua pun sudah tidak sanggup untuk mengambil alih fungsi seorang guru yaitu sebagai pengajar anak-anaknya di rumah.Â
Maka dari itu, ternyata dengan adanya berbagai sistem dan kecanggihan teknologi baru, peran seorang guru tidak akan tergantikan, karena seorang guru mampu mengajarkan dan memberikan apa yang tidak di dapat anak dari lingkungan rumahnya, guru berperan sebagai penanaman dan pembentukan karakter siswa, dan guru akan mampu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa karena ada ikatan emosional antara guru dan siswa.
Â
Â
Â
Sumber Referensi
Abidin, Z., Hudaya, A., & Anjani, D. (2020). Efektivitas pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi covid-19. Research and Development Journal of Education, 1(1), 131-146.
Cahyati, N., & Kusumah, R. (2020). Peran orang tua dalam menerapkan pembelajaran di rumah saat pandemi Covid 19. Jurnal Golden Age, 4(01), 152-159.
Iftitah, S. L., & Anawaty, M. F. (2020). Peran orang tua dalam mendampingi anak di rumah selama pandemi Covid-19. JCE (Journal of Childhood Education), 4(2),
Jalal, M. (2020). Kesiapan Guru Menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Covid-19. SMART KIDS: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(1), 35-40.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI