Mohon tunggu...
Indra Agung Putrantoro
Indra Agung Putrantoro Mohon Tunggu... Musisi - Musician | Diploma in Optometry | Undergraduate Student in History Education

Seorang penikmat musik dan sejarah yang santuy, no offense dan jangan terlalu serius dengan tulisan-tulisan dari saya.. Surel : indra.putrantoro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Korelasi Konsumsi Minuman Beralkohol dengan Kebutaan

12 Maret 2024   13:43 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:45 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah beberapa tahun ke belakang kita dikagetkan oleh berita bahwa mantan kiper Timnas Indonesia yaitu Kurnia Meiga Hermansyah terkena penyakit aneh yang konon katanya akibat disantet orang sehingga penglihatannya menurun secara drastis bahkan sampai dikategorikan sebagai low vision. Sebagai tenaga kesehatan tentunya saya bertanya-tanya dan tentunya tidak percaya dengan alasan santet tersebut dan berusaha mencari penjelasan logisnya.

Selain itu sebagai seorang penikmat sepakbola tanah air tentunya kabar ini merupakan kabar yang kurang baik dan membuat saya bersedih hati karena merasa kehilangan sosok penjaga gawang terbaik Timnas di era modern dewasa ini. Karena sejak saya lahir dan mengenal sepakbola, seorang Kurnia Meiga ini harus diakui merupakan salah satu kiper hebat dengan bakat terbesar yang pernah terlahir di Indonesia setelah era nya Kurnia Sandy dan Hendro Kartiko. Bahkan hingga hari ini pun sejujurnya saya masih belum melihat lagi kiper lokal yang memiliki potensi sekaliber beliau.

Dan pada minggu ini masyarakat Indonesia kembali dikagetkan dan merasa seakan sudah di prank, hal ini terjadi imbas dari viralnya pernyataan dari Azhiera Adzka Fathir yang merupakan mantan istri dari Kurnia Meiga yang blak-blakan membuka kartu mengapa Kurnia Meiga bisa kehilangan penglihatannya adalah karena kebiasaan beliau mengkonsumsi minuman beralkohol, dan hal itu pun sudah diklarifikasi oleh Kurnia Meiga sendiri bahwa memang beliau memang suka minum minuman beralkohol walaupun tidak sering. 

Dan tulisan ini saya tulis tidak untuk menghakimi pernyataan siapa yang lebih benar, baik itu pernyataan mantan istri ataupun pernyataan yang dilontarkan oleh seorang Kurnia Meiga sendiri. Saya pun tidak mau masuk kedalam lingkaran perselisihan mereka termasuk isu-isu yang beredar. Namun tulisan ini saya tulis karena akhirnya kini rasa penasaran saya selama bertahun-tahun sudah mulai terjawab dengan terang-benderang. Dan saya sebagai tenaga kesehatan dengan segala keterbatasan ilmu yang saya miliki ingin rasanya sedikit berbagi, mengapa sih minuman beralkohol dapat menyebabkan menurunnya kualitas penglihatan bahkan sampai dapat menyebabkan kebutaan.

Pertama-tama kita bedakan terlebih dahulu senyawa alkohol yang biasa terkandung didalam minuman, pertama ada yang disebut dengan etanol yang merupakan kependekan dari etil alkohol dimana senyawa ini masih aman dikonsumsi hingga batasan tertentu walaupun tetap saja jika dikonsumsi dalam jumlah besar tentunya akan menyebabkan efek toksik juga. Kemudian yang kedua ada yang namanya metanol, nah metanol ini lah senyawa yang berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia. Metanol yang umum kita kenal dengan sebutan spirtus ini biasanya digunakan untuk pelarut bahan-bahan kimia industrial karena sifatnya yang beracun, mudah menguap dan mudah terbakar oleh karena itu sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi.

Belum lagi dewasa ini seringkali ajang minum-minum bukan lagi sebagai sarana rekreasional untuk merileksasi pikiran namun lebih ke ajang siapa paling jagoan dan paling kuat minum, sehingga semakin keras kadar alkohol didalam minuman justru semakin dipilih untuk ditenggak para peminum tersebut. Bahkan untuk menambah keras seringkali minuman yang akan mereka minum ditambahkan metanol yang merupakan singkatan dari metil alkohol, bubuk obat nyamuk bakar hingga lotion anti nyamuk supaya lebih mantap lagi.

Nah keracunan metanol inilah yang disinyalir menyebabkan turunnya tajam penglihatan, lapang pandang, hingga bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Selain itu keracunan metanol ini pun menyebabkan disfungsi metabolik dan neurologis bahkan tak sedikit hingga menyebabkan kematian. Keracunan metanol disebabkan oleh proses oksidasi metanol oleh enzim dehidrogenase alkohol menjadi formaldehid yang selanjutnya dimetabolisme menjadi asam format oleh dehidrogenase formaldehid tersebut. Hal ini yang kemudian menyebabkan asidosis metabolik sistemik dan toksisitas intrinsik.

Asam format tersebut pun nantinya akan terakumulasi pada saraf optik dan tentunya akan mengganggu rantai transport elektron dan fungsi mitochondria sehingga menyebabkan menurunnya produksi adenosine triphosphate (ATP). Dengan menurunnya ATP tersebut menyebabkan gangguan pada sistem transportasi saraf dan pada akhirnya dengan jumlah besar asam format tersebut dapat mendestruksi saraf-saraf optik dan bahkan retina mata. Penderita keracunan metanol ini biasanya gejala awalnya merasakan rasa nyeri saat menggerakan mata, menurunnya tajam penglihatan dan lapang pandang penglihatan mata serta menjadi mudah merasa silau.

Kembali ke peranan seorang penjaga gawang didalam sebuah permainan sepakbola itu sendiri, penjaga gawang merupakan tembok terakhir dari pertahanan sebuah tim yang seringkali menjadi penentu hasil akhir dari sebuah pertandingan. Sehingga tak jarang seorang penjaga gawang pun harus berjibaku dan jatuh bangun demi mempertahankan gawangnya dari kebobolan. Jika berhasil sang kiper di elu-elukan bagaikan seorang pahlawan namun ketika gagal akan dihujat habis-habisan selama tujuh hari tujuh malam oleh netizen yang budiman.

Dan ketika saraf-saraf optik dan atau retina mata seorang penjaga gawang yang telah terdestruksi oleh alkohol tentunya menjadi rapuh dan menjadi riskan kehilangan penglihatannya ketika sang penjaga gawang terjatuh ataupun terkena benturan yang keras baik dengan lapangan hijau itu sendiri ataupun bahkan dengan penyerang dari tim lawan. Selain itu kebiasaan minum minuman keras dalam jangka panjang pun dapat mempercepat terjadinya age-related macular degeneration (AMD) yang menyebabkan para penderitanya kehilangan lapang pandang bagian sentralnya.

Akhir kata, penulis ingin menyampaikan bahwasannya tulisan ini hanyalah tulisan yang berupa analisa ringan dan tidak untuk dijadikan referensi, karena seyogyanya diagnosa medis adalah prosedur yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Hanya dokter, tenaga kesehatan dan fasilitas layanan kesehatanlah yang berwenang dalam memberikan diagnosa medis, karena harus melalui prosedur dan tahapan yang kompleks serta presisi yang pastinya haruslah melalui berbagai tahapan diantaranya melibatkan riwayat kesehatan pasien, tahapan pemeriksaan dan lalu masuk ke tahapan pengujian. *iap (disarikan dari berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun