Dengan meninggalkan berbagai kisah perjuangan dan kepahlawanan yang melegenda, Keumalahayati meninggal dunia pada tahun 1615 gugur di medan perang pada usia 65 tahun saat melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis yang dipimpin oleh Laksamana Martim Afonso De Castro.Â
Tubuhnya dikebumikan di bukit Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar. Nama Laksamana Malahayati hingga kini abadi menjadi nama jalan di berbagai wilayah Indonesia, manjadi nama pelabuhan di Krueng Raya, menjadi nama salah satu kapal perang jenis perusak kawal berpeluru kendali, dan menjadi nama Universitas di Bandar Lampung. *iap (disarikan dari berbagai sumber)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H