Teknik fogging memiliki goal yaitu bayangan digiring maju supaya jatuh didepan retina. Jika bayangan jatuhnya didepan retina maka ketika lensa mata berakomodasi akan menyebabkan penglihatan pelanggan kita menjadi blur, nah disaat blur inilah lensa mata secara natural berusaha membuat penglihatan menjadi lebih jelas dengan melakukan rileks akomodasi dan voila kita pun berhasil mengontrol akomodasi mata pelanggan kita dengan teknik fogging tersebut.
Apa Yang Terjadi Didalam Mata?
Disaat mata kita diberikan lensa koreksi namun tanpa diberikan lensa fogging terlebih dahulu. Bayangan menjadi jatuh dibelakang retina sehingga penglihatan pelanggan akan melihat masih sedikit agak kurang jelas.Â
Karena kondisi tersebut secara alami lensa mata akan berakomodasi dengan cara membuat lensa mata menjadi lebih cembung agar bayangan dapat ditarik menjadi jatuh tepat di retina. Variabel power akomodasi lensa mata inilah yang menyulitkan pemeriksa mendapatkan ukuran koreksi yang tepat untuk pelanggannya.
Disaat kita menambahkan lensa fogging dengan power plus yang mencukupi maka bayangan menjadi berada didepan retina yang membuat pengihatan pelanggan kita menjadi blur. Secara otomatis lensa mata akan mencoba berakomodasi namun yang terjadi penglihatannya bukan menjadi jelas namun malah menjadi semakin blur.Â
Mata pelanggan mulai menyadari bahwa ketika dia berakomodasi penglihatannya malah menjadi semakin buram maka lensa mata secara otomatis diinstruksikan untuk beristirahat. Dan inilah kondisi ketika mata kita rileks akomodasi adalah sangat sempurna untuk kita bisa mendapatkan ukuran koreksi penglihatan yang terbaik karena variabel yang tidak terkontrol dari proses akomodasi berhasil kita istirahatkan.
Dan Jangan Lupa!
Setelah kita sukses melakukan teknik fogging jangan lupa untuk melakukan teknik duochrome test untuk menetralisasi teknik fogging yang telah kita lakukan sebelumnya. Terutama ketika kita akan melanjutkan ke tahapan teknik cross-cylinder untuk mencari axis dan power astigmat pelanggan kita. Teknik fogging hypermetropia ini berbeda dengan teknik fogging astigmat yang mungkin bisa kita bahas dikesempatan yang lain.Â
Karena dalam teknik cross-cylinder sendiri akomodasi masih dibutuhkan pelanggan kita untuk dapat membedakan objek pertama dan kedua didalam tahapan pencarian axis maupun power astigmatnya. *iap (disarikan dari berbagai sumber)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H