Mohon tunggu...
indra yusuf
indra yusuf Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

seorang guru yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memaknai Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter

9 Mei 2020   22:09 Diperbarui: 9 Mei 2020   22:02 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) merupakan gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olahhati (etik), olahrasa (estetik), olahpikir (literasi), dan olahraga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari gerakan nasional revolusi mental.

Kata gerakan memiliki makna upaya yang dilakukan dengan melibatkan semua elemen bangsa. Berbeda dengan program yang memiliki makna terbatas pada para pelaksana program. Pemilihan gerakan sebuah pilihan yang tepat untuk menumbuhkan rasa memiliki pada semua kalangan. Sehingga semua pihak merasa peduli, merasa memiliki atas problematika pendidikan karakter dan bersedia menjadi bagian dari ikhtiar untuk mengeimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tantangan yang paling besar dalam implementasi pendidikan karakter adalah minimnya teladan yang diberikan oleh para pejabat dan elite politik. Tidak sedikit anggota dewan, elite politik, pejabat negara bahkan penegak hukum sendiri yang tersangkut kasus hukum atau tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) . Hal ini pula yang melatarbelakangi pemerintah untuk segera melakukan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Namun demikian sebagai pendidik kita harus memiliki optimisme bahwa Gerakan PPK akan dapat mengubah masa depan bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Saat ini implementasi program PPK telah dilaksanakan secara bertahap. Di tahun 2017, Kemendikbud menargetkan sebanyak 1.626 sekolah akan menjadi target rintisan PPK, yang akan memberikan dampak pada sekitar 9.830 sekolah di sekitarnya. Hingga tahun 2020, target implementasi penuh PPK diharapkan dapat terwujud. Tentu, implementasi PPK menyesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan sekolah. Diharapkan, keberhasilan satuan pendidikan yang menjalankan PPK dapat menjadi teladan/inspirasi bagi seluruh satuan pendidikan lainnya.

Oleh karenanya gerakan PPK harus menjadi upaya kolektif seluruh bangsa. Karena itu, gerakan PPK tidak bisa dipandang sebagai sebuah program semata. Semua elemen masyarakat harus terlibat. Gerakan PPK harus menjadi gerakan universal, yaitu gerakan yang melibatkan seluruh elemen bangsa: masyarakat merasa memiliki, pemerintah memfasilitasi, dunia bisnis peduli, dan ormas/LSM mengorganisasi.

Ada 2 (dua) hal yang melatarbelakangi lahirnya gerakan penguatan pendidikan karakter yakni kecenderungan global dan urgenesi penguatan pendidikan karakter itu sendiri. Feneomena kecenderungan global ditandai dengan berlangsungnya revolusi digital, perubahan peradaban masyarakat dan semakin nyatanya fenomena abad kreatif. Sedangkan urgensi PPK didasari pada 3 (tiga) hal yakni : (1) Pembangunan sumberdaya manusia (SDM) sebagai pondasi pembangunan bangsa. (2) Generasi emas 2045 yang dibekali keterampilan abad 21. (3) Menghadapi kondisi degradasi moral, etika dan budi pekerti.

Sementara pengembangan nilai-nilai karakter pada gerakan PPK terkristalissasi menjadi 5 nilai utama, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku  melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,  lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral ( integritas moral).

Mulai hari ini, kita harus mengubah perspektif bahwa pendidikan karakter bukan hanya urusan kedinasan di pemerintahan, melainkan juga urusan kita dan ikhtiar memajukan pendidikan adalah juga tanggung jawab semua elemen bangsa.

 Pada akhirnya Gerakan PPK sebagai poros pendidikan bermakna terwujudnya fondasi utama dari pembangunan karakter bangsa dan merupakan transformasi dari penanaman nilai-nilai Pancasila secara berkelanjutan, utamanya melalui aspek keteladanan Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua, dan seluruh figur penyelenggara pendidikan serta tokoh-tokoh masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun