Mohon tunggu...
Indrayuki Tasyanthai
Indrayuki Tasyanthai Mohon Tunggu... -

Tukang desain dan motret. Senang bergiat bidang kemanusiaan. Tulisan saya di Kompasiana ini adalah opini pribadi, tidak mempresentasikan tempat dimana saya bekerja. Salam kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kerelawanan Siamo Tutti Frately

4 Februari 2016   02:13 Diperbarui: 4 Februari 2016   02:33 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan untuk umat Kristiani mengungkapkan konsep tolong menolong adalah bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan dan saling membutuhkan maka diperlukan adalah saling tolong menolong.

Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu mememuhi Kristus” (Galatia 6:2).

Menyalurkan hasrat kepedulian kepada sesama melalui perbuatan baikm saat ini sudah terlembagakan menjadi sebuah tanggung jawab sosial, baik secara individu maupun kelompok. Sebagai contoh konsep urunan (Crouwd Founding) menjadi tren yang baik untuk mewujud nyatakan kepedulian bersama, walaupun konsep tersebut telah ada sejak lama dalam budaya Indonesia yaitu gotong royong.

Menjadi Sukarelawan

Masyarakat sipil yang kuat dapat dipastikan memiliki kerelawanan yang tinggi. Amerika (AS), Inggris, Kanada dan Belanda dikenal sebagai negara yang sangat mengutamakan kerelawanan. Kerelawanan telah menjadi tradisi kuat dan menjadi bagian gaya hidup masyarakat.

Di AS, 55% penduduknya terlibat dalam dunia kerelawanan. Persentase tersebut terdiri dari 49% pria dan 61% perempuan, sekitar 70% menjadi sukarelawan di organisasi nirlaba, 20 % menjadi sukarelawan organisasi pemerintahan, dan 10% menjadi sukarelawan untuk lembaga profit misalnya rumah sakit, panti asuhan. Di AS, siapapun dapat menjadu sukarelawan. Setiap sukarelawan menyumbangkan waktunya sekitar 4.2 jam.

Di Inggris, ada sekitar 22 juta sukarelawan. Waktu yang disumbangkan oleh semua sukarelawan di Inggris selama satu minggu adalah sekitar 90 juta jam per minggu. Berarti setiap sukarelawan telah memberikan kontribusi ke negara tidak kurang  dari 40 miliar poundsterling per tahun.

Scheineider  dari American Women’s Club mengatakan bahwa dari hasil penelitian di 22 negara menunjukan kerelawanandi AS sama dengan 10,5 juta pekerjaan penuh waktu. Pada tahun 2000, lebih dari 6,5 juta orang Kanada menjadi sukarelawan. Rata-rata seorang sukarelawan menyumbangkan waktunya sekitar 162 jam per tahun, yang berarti waktu yang disumbangkan oleh semua Sukarelawan di Kanada 1,05 milyar jam. Hal ini sama dengan 549.000 pekerjaan penuh waktu. (National Survey of Giving, Volunteering, and Participating in 2000).

Di Indonesia, walaupun kita tidak bisa menemukan data akurat, namun peningkatan minat terhadap kerelawanan dapat terlihat pada indikasi jumlah relawan yang tergabung dalam lembaga sosial berbasis sukarelawan seperti PMI. Sebelum 2004, jumlah sukarelawan di PMI menurut data Divisi Sukarelawan PMI tahun 2003 adalah 150-300 ribu, sedangkan tahun 2013 tercatat sekitar 1,5 juta Sukarelawan. Ada peningkatan dramatis.

Masyarakat kita masih banyak yang lebih suka menjadi sukarelawan secara pribadi tanpa bergabung dengan sebuah lembaga dengan membantu atau menyumbang langsung kepada yang membutuhkan. Demikian juga pada saat berdonasi uang lebih suka tidak mencantumkan nama seperti NN (No Name) atau hamba Allah. Sebenarnya tidak masalah, namun kadang menyulitkan dalam pendataan dan akuntabilitas.

Menuju Masyarakat Sejahtera

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun