Mohon tunggu...
Indra Yanur Ramlan
Indra Yanur Ramlan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hanya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fajar : Tidak ada kata Gengsi dan Malu Untuk Keluarga

15 Januari 2025   22:50 Diperbarui: 15 Januari 2025   22:45 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Keadaan kehidupan yang kita jalani pada saat ini merupakan takdir yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita, senang atau susahnya harus bisa kita terima. Kehidupan yang Mapan merupakan semua cita cita manusia dimuka bumi ini, namun nyatanya tidak semua orang bisa mendapatkan itu, banyak orang yang kurang beruntung dalam kehidupannya, karena mungkin karena 1 dan lain hal membuat mereka kurang beruntung dikehidupannya, sering sekali kita lihat para Remaja bahkan anak anak yang seharusnya di umur mereka yang masih belia, mereka terpaksa harus berkerja atau mencari nafkah karena keadaan memaksa mereka. Yang dimana harusnya di umur mereka yang masih belia harusnya mereka menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman sebaya mereka.

Hal ini juga terjadi kepada Fajar. Fajar merupakan seorang lulusan dari Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dimana sedari SMA sudah giat membantu perekonomian keluarhanya. Pada waktu itu dengan usianya waktu itu baru 17 tahun, Fajar ini sudah harus berkerja untuk membantu perekonomian keluarga nya dengan menjadi Tukang Parkir di suatu Mini Market, yang dimana hasil dari menjadi Tukang Parkir ini akan digunakan untuk kebutuhan rumahnya. Namun sekarang Fajar setelah lulus sudah memiliki pekerjaan yang lebih layak dan lebih jelas untuk penghasilannya karena dia sudah berkerja menjadi tukang parkir di sebuah cafe.

"Pas dulu banget pas awal markir, awalnya Fajar juga gamau kaya gini, karena ya dulu mikirnya malu buat jadi tukang parkir kaya gini apa lagi pas SMA takut di ejek, eh bener aja saya suka di ejek tukang parkir" Jelas Fajar "Tapi Fajar ga malu karena sebagai laki-laki harus bisa cari uang buat ngebantu yang dirumah, karena keinginan yang kuat, malu mah di singkirin dulu buat ngebantu Mamah sama Bapak" Sambungnya.

Tapi atas kerja keras yang di lakukan Fajar untuk membantu perekonomian keluarganya, yang dimana buka 1 tahun atau 2 tahun Fajar mendapat info sebuah Cafe membuka lowongan pekerjaan dan akhirnya Fajar bisa diterima kerja untuk menjadi tukang parkir di sebuah cafe, yang membuatnya memiliki penghasilan dan menjadi lebih jelas juga penghasilannya, dan Fajar juga mengatakan bahwa pada saat ini Fajar bisa membantu perekonomian keluarganya walaupun sedikit, tapi itu sebuah kebanggaan untuk Fajar.

Fajar juga mengatakan bahwa banyak sekali lika-liku di dalam kehidupannya demi membantu perekonomian keluarganya.

"Ya pasti lah dulu harapannya punya kerja yang lebih bagus lagi gitu dari pada markir, banyak juga lamaran-lamaran pekerjaan yang udah dicoba tapi selalu gagal, apa lagi ijasah cuma SMA, susah buat keterima, tapi ya mungkin sekarang yang terbaik ya ini, harus di syukuri" jelas Fajar. "Karena suka inget aja dulu suka denger mamah nangis gara-gara gapunya uang, liat adik gabisa jajan itu sih yang bikin harus semakin semangat kerjanya, karena gamau liat hal itu lagi, apapun caranya, apapun pekerjaannya bakalan di lakuin, dan alhamdulilah sekarang udah bisa kerja dan bantu yang dirumah" tambahnya.

Dari kisah Fajar tadi harusnya bisa menginspirasi Para remaja supaya jangan merasa malu ataupun gengsi dalam berkerja atau yang lainnya, karena waktu yang digunakan, perjuangan yang dikeluarkan, akan terbayarkan dengan hasil yang akan menunggu. Karena jenis pekerjaan apapun itu, itu merupakan pekerjaan yang sangat mulia, tidak ada pekerjaan yang di anggap kurang, segala pekerjaan itu mulia selagi kita memiliki niat yang baik dan tujuan yang baik juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun