Kritik terhadap Pemerintah: Mengapa Gelar Pahlawan Nasional Belum Diberikan?
Meski kontribusi Sunan Gunung Jati dalam sejarah perjuangan bangsa tidak diragukan lagi, hingga kini pemerintah belum juga memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada beliau. Padahal, langkah untuk mengakui jasa-jasanya sudah direncanakan sejak tahun 1953. Tercatat dalam harian Belanda De Priangerbode, pemerintah Indonesia saat itu menyadari besarnya peran Sunan Gunung Jati dalam membangun fondasi perlawanan terhadap penjajahan.
Namun, lambannya realisasi pemberian gelar ini menimbulkan pertanyaan besar. Apakah pemerintah kurang menghargai peran tokoh lokal seperti Sunan Gunung Jati dalam perjuangan kemerdekaan? Ataukah ada faktor lain yang membuat pengakuan ini terus tertunda? Bagaimanapun, mengakui jasa Sunan Gunung Jati adalah bentuk penghormatan yang bukan hanya layak, tetapi juga sudah seharusnya diberikan oleh negara.
Mengapa Sunan Gunung Jati Layak Menjadi Pahlawan Nasional?
Mengangkat Sunan Gunung Jati sebagai Pahlawan Nasional bukan hanya sekadar penghargaan, tetapi juga pengakuan terhadap perjuangan rakyat Cirebon dan kontribusi beliau dalam sejarah bangsa. Beberapa alasan utama yang mendukung hal ini antara lain:
- Peran Ganda Sebagai Pemimpin Spiritual dan Raja Sunan Gunung Jati tidak hanya menyebarkan Islam dengan cara damai, tetapi juga memimpin rakyatnya melawan penjajah, menjaga kedaulatan wilayah, dan memperjuangkan keadilan.
- Inspirasi Perjuangan Rakyat Nilai-nilai yang beliau tanamkan menjadi dasar moral bagi rakyat Cirebon untuk terus melawan penjajahan, bahkan hingga masa revolusi kemerdekaan.
- Jejak Perlawanan yang Nyata Dari menolak dominasi Portugis hingga menentang hegemoni VOC, perjuangan Sunan Gunung Jati telah tercatat jelas dalam sejarah.
Harapan bagi Pengakuan Sejarah yang Lebih Adil
Kini saatnya pemerintah menegaskan komitmennya untuk menghargai tokoh-tokoh lokal yang berkontribusi besar dalam perjuangan bangsa. Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Sunan Gunung Jati bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada beliau, tetapi juga sebagai pengakuan terhadap perjuangan rakyat Cirebon yang terinspirasi oleh kepemimpinan dan nilai-nilainya.
Sunan Gunung Jati bukan hanya milik sejarah Cirebon, tetapi juga milik sejarah bangsa Indonesia. Pengakuan atas jasa-jasanya akan menjadi pengingat bagi generasi mendatang tentang pentingnya menjaga nilai-nilai persatuan, keberanian, dan keadilan yang telah diwariskannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H