WHO, sebagai badan kesehatan dunia yang seharusnya netral, kini semakin dipertanyakan perannya. Apakah organisasi ini benar-benar bekerja untuk kepentingan kesehatan global, ataukah menjadi alat bagi elite global untuk mencapai tujuan tersembunyi mereka? Keputusan WHO di masa lalu, seperti rekomendasi untuk memusnahkan stok virus variola, diikuti oleh munculnya ancaman baru seperti cacar monyet, membuat banyak orang bertanya-tanya tentang motif di balik tindakan ini.
Apakah cacar monyet dan COVID-19 bagian dari skenario yang dirancang untuk menimbulkan ketakutan, yang pada gilirannya memberikan justifikasi untuk kontrol yang lebih ketat atas populasi global? Ataukah ini hanya hasil dari kekhawatiran yang berlebihan di tengah ketidakpastian? Apapun jawabannya, kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa pola yang sama terus berulang.
Kesimpulan: Realitas yang Terus Terulang?
Dunia tampaknya berada dalam siklus ketakutan yang terus diperbarui, di mana virus-virus baru muncul dan kemudian diproyeksikan sebagai ancaman besar. Dari COVID-19 hingga cacar monyet, pola yang sama terlihat: narasi ketakutan, diikuti dengan respons global yang tampaknya berlebihan, dan akhirnya kenyataan yang lebih ringan dari yang diprediksi. Pertanyaan yang perlu kita tanyakan adalah: Sampai kapan kita akan terus terjebak dalam permainan ini? Dan siapa sebenarnya yang mengendalikan permainan ini?
Mungkin saatnya bagi dunia untuk membuka mata, melihat melampaui narasi yang disajikan kepada kita, dan mulai mempertanyakan motif di balik setiap ancaman baru yang muncul. Terlepas dari apakah ini adalah konspirasi atau kenyataan, yang jelas adalah bahwa permainan ini mempengaruhi kehidupan kita semua.Â
Jika kita terus menerima narasi tanpa pertanyaan, kita mungkin akan terus menjadi pion dalam permainan yang lebih besar, di mana kesehatan global bukanlah tujuan utama, melainkan alat untuk mencapai sesuatu yang jauh lebih kompleks dan tersembunyi. Kini adalah saatnya bagi kita untuk berpikir lebih kritis, mempertanyakan segala sesuatu, dan mencari kebenaran di balik narasi yang disajikan kepada kita. Hanya dengan begitu, kita bisa benar-benar bebas dari siklus ketakutan yang terus diperbarui ini.
References :
1. Viruses as Biological Weapons, Milton W. Taylor Indiana University
2. Poxvirus, Yehudis Appel Maimonides Medical Center
3. Inhibition of poxvirus spreading by the anti-tumor drug Gefitinib (Iressa) Stefan Langhammer,Robert Koban,Constanze     Â
  Yue,Heinz EllerbrokRobert Koch InstituteÂ