Di Indonesia juga dicatat ada pelukis artbrut Ni Tanjung, Â bermukim di Bali. Ia melukis tema imajinatif gunung, sebagai ekspresi individualitas budaya Bali. Kebebasan kreatif seorang Ni Tanjung, menghadirkan penggalian akar budaya Bali yang menghargai gunung dan leluhurnya, sebagai refleksi akar estetiknya sebagai keseharian seorang manusia Bali. Â
Bayangkan, dengan Indonesia yang sangat kaya ide ragam budaya, akan banyak terlahir seniman-seniman artburt atau outsider art Indonesia ini ke pentas dunia.  Â
AUTISME, SKIZOPRENIA, DAN LAINNYAÂ
Pada pameran "PASUNG KAPAL LEPAS - Outsider Artpreuner 2019" ini, tampil 9 peserta.
Mereka sebelumnya menjalani workshop melukis berkolaborasi  dengan Hanafi, seorang pelukis abstrak kontemporer.  Diharapkan, terjadi dialog antara seni 'normal' dengan seni 'inklusif', dan memantik intuisi kedalaman peserta sehingga mereka makin matang melukis mencapai kategori seni yang bermutu (Artbrut).
Menikmati karya-karya  mereka kita menemukan kekosongan, keheningan, kesuraman, kegelapan (darkness), horor, kesedihan,  kesendirian, repetisi, keluguan (naive), kekacauan yang teratur (dekoratif), hingga abstraksi yang rumit tapi menyenangkan. Karya yang mencerminkan jati diri mereka sesungguhnya, dengan latar budaya masing-masing. Â
Inilah mereka itu. Anfield Wibowo (birth. 2004, SMP SLB B Pangudi Luhur, Â sindrom asperger dan tunarungu); Â Aqillurachman Prabowo (b.2004, disleksia); Audrey Christabel Angesti (b.2002, autistik MSDD type C); Bima Ariasena Adisoma (b.1988, autisme, peserta Adult Development di Yayasan Daya Pelita Kasih); Daya Olivia Korompis (b.1979, kelainan kromosom, pendiri Yayasan Daya Pelita Kasih).
Dwi Putro (b.1963, dipanggil Pak Wi, gangguan mental skizoprenia, pernah dipasung); Hana Madness (b.1992, bipolar disorder dan skizoprenia); Oliver Adivarman Wihardja (b.2001, autisme, Yayasan Bina Abyakta);  dan Raynaldy Halim (b. 1997, autisme ADHD / PDD-Nos).
Pameran juga dimeriahkan dengan sejumlah banyak karya peserta inklusif lain, sebagai pembanding, dan juga nanti kelak bisa masuk kategori seni berkelas artbrut. Mereka dari Hadiprana Art Class, Yayasan Bina Abyakta, dan Yayasan Daya Pelita Kasih.Â
Juga diadakan diskusi seni rupa inklusif bagi kalangan guru dan pendidik sekolah inklusi yang ada di Jabodetabek.Â