Mohon tunggu...
Indrawan Gambiro
Indrawan Gambiro Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan di Perpustakaan Proklamator Bung Karno

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seklumit "To Build The World a New" dalam Universalitas Islam

11 Juli 2023   10:57 Diperbarui: 11 Juli 2023   11:00 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Point Apa saja sih yang disampaikan Bung Karno dalam Pidato tersebut?

  • Harapan terhadap kesuksesan peranan PBB dalam kesejahteraan dan perdamaian dunia
  • Mengkritisi kelemahan-kelemahan PBB yang perlu di sempurnakan seperti tempat kedudukan yang kurang netral, keanggotaan yang kurang representasif terhadap dinamika konstelasi politik dunia pada saat itu dimana tidak masuknya Tiongkok sebagai anggota PBB.
  • Menawarkan Pancasila sebagai ideologi alternative dimana Pancasila merupakan ideologi yang mensintesakan dua ideologi besar dunia kearah yang lebih sempurna yaitu Maniffesto Komunis dan Declaration Of Independen.
  • Ajakan Bung Karno kepada seluruh pemimpin negara anggota PBB untuk ikut serta menuju pada perdamaian dunia, membangun dunia yang damai tanpa konfrontasi dan diskriminasi serta pentingnya kemerdekaan suatu bangsa dan penentangan terhadap kolonialisme dan imperialisme.

Trus nilai universalitas Islamnya dimana?

Jika kita menyelami pandangan Bung Karno tentang Islam, maka Bung Karno cenderung memahami Islam secara progresif, yaitu untuk kemajuan. Tidak mementingkan kulitnya tetapi isinya, Apinya Islam. Banyak pandangan dan pemikiran Bung Karno semasa muda dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia maupun sebagai Presiden menyandarkan pada ke-Islamannya, pada Al-Quran. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa Bung Karno melakukan kajian serius terhadap Al-Quran terutama pada soal kebangsaan dan kemanusiaan  seperti yang ditunjukkan pada 30 September 1960, ketia ia berdiri di podium sidang umum PBB ke XV.

Pada permulaan pidatonya, Bung Karno langsung menyentak dengan ucapannya yang kemudian dicatat sebagai ucapan religius. Bung Karno mengatakan , kitab suci Islam mengamanatkan sesuatu kepada kita pada saat ini. Qur'an berkata:

"Hai, sekalian manusia, sesungguhnya Aku telah menjadikan kamu sekalian dari seorang lelaki dan seorang perempuan, sehingga kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu sekalian kenal-mengenal satu sama lain. Bahwasanya yang lebih mulia diantara kamu sekalian, ialah yang lebih taqwa kepadaKu"

Yang dikutip Bung Karno itu adalah Surah Al Hujarat ayat 13. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa keberagaman merupakan fitrah dasar dari penciptaan alam dan manusia. Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dengan tujuan satu yaitu agar terbangun komunikasi, relasi dan interaksi antar sesama. Dengan demikian, perbedaan-perbedaan tersebut akan menciptakan kemakmuran hidup bukan kesengsaraan.

Inilah universalitas Islam yang relevan dengan kondisi dan praktik dunia yang kala itu masih penuh dengan praktik dan tatanan hidup kolonialisme dan imperialisme, penuh dengan ketidak adilan dan diskriminasi global. Dititik inilah Bung Karno berhasil menarik benang merah antara universalitas Islam dan realitas global.

Kutipan ayat Alquran dalam pidato Bung Karno itu sontak menghebohkan dunia. Maklum sebelumya beberapa pemimpin dari negara muslim yang berpidato tidak satupun yang berinisiatif untuk mengutip ayat Alquran. Termasuk pemimpin Arab Saudi. Hanya Bung Karno Presiden Republik Indonesia yang melakukannya!"

Bahan Bacaan:

Mochamad Nur Arifin, 2017, Bung Karno Menerjemahkan Al Quran, Jakarta:Mizan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun