Mohon tunggu...
Iwan Indrawan
Iwan Indrawan Mohon Tunggu... Insinyur - Sebuah ikatan bathin untuk negeri

semua memiliki hak berpendapat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bangsa Pengemis

14 November 2014   01:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:52 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamuálaikum,
Semoga kita selalu dalam lindungan dan rahmat Allah SWT, aamiin.

Tanpa bertele-tele, saya menginginkan bangsa kita memiliki positioning yang lebih baik dari saat ini. Seperti halnya sebuah product yang di jual, ia akan automatic memiliki positioning karena beberapa hal mengenai dirinya.
Bisa karena produk nya memang bagus, mahal, elegant, dll. yang ini akan terkait dengan kebutuhan ataupun pemakai yang akan membelinya nanti.
Demikian analogi tersebut juga kiranya tidak jauh beda banget dengan kondisi sebuah bangsa.
Seorang pemimpin negara yang tampil di hadapah public dunia akan menjadi cerinan bangsa itu. Jujur saja jika kita tidak mengetahui suatu negara dg detail atau apapun, maka yang tamoil di hadapan kita itulah yang mewakilinya, sehingga penampilan dia saat itu menjadi reresentatif sebuah bangsa yg ia wakili.
Bila penampil tersebut tampil elegant, ini akan membuat yang lain pun akan menilai demikian dengan negara yang ia wakili, jika terlihat tampil sederhana namun tetap dengan wibawa yang tetap ada bersamanya walaupun dia tetap dengan kesahajaannya, akan membuat bangsa nya memeiliki image demikian pada public yang menyaksikannya saat ini.
Namun sebaliknya jika tampil terlihat memaksakan diri, gak bisa ngomong tapi tetap cas cus yang menurut ukuran dunia itu "ngomongnya gak dimengerti" maka akan demikian pula dengan image terhadap bangsa yg diwakilinya.

Sebagai seorang yang juga concern dengan kegiatan seperti itu, saya selalu coba belajar bagaimana membuat presentation yang kita bawakan menarik audience yang ada sehingga mereka hadir bukan hanya karena hubungan negara saja, mereka punya kepentingan saja, namun akan semakin membuat mereka semakin tertarik dengan bangsa kita. Itu baru yang dinamakan mengangkat harkat bangsa atau kata umumnya "menjual" yang hebat.

Terlepas dari itu semua, kiranya yg erlu diperbaiki adalah internal bangsa sendiri dahulu. Kita tidak perlu mengemis kepada bangsa lain untuk berinvestasi di negara kita jika kita mampu mengelola sumberdaya kita dengan sangat baik.
Investor akan hadir jika mereka yakin dengan kondisi negara kita, orang-orangnya cakap, tangguh dan potensial, infrastruktur terjamin, regulasi dan perlindungan juga baik, maka tanpa perlu berdagang pun mereka yang datang kepada kita.

Namun sayangnya kadang bangsa kita suka melakukan sesuatu dari hilir terus, sehingga kadang hulu nya tidak terjamah, padah yang menjadi sumber masalah masih ada di hulu. Ibarat pepatah "bersihkan dulu atas nya maka bawahnya akan ikut bersih" kiranya juga menjadi langkah yg seharusnya dilakukan.
Sebelum investor datang, bereskan dulu internal terkait dengan itu.
Sebelum naikkan BBM bereskan juga seluk beluk sebelumnya yang mengapa harga sampai demikian, buat transparent proses yang diketahui seluruh rakyat, karena negara ini rakyat yang punya, sementara wakil-wakil yang mewakilinya berbicara, menjual atau pun lain-lain hanya lah pegawai mereka.

Kembalikan semua pada proses yang benar, berhentilah jadi bangsa pengemis, kita malah bisa menjadi bangsa dermawan yang siap berinvestasi di berbagai negara sehingga bangsa kita semakin menjadi bangsa yg bermartabat dan memiliki wibawa di mata dunia.

InshaAllah.
Wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun