Mohon tunggu...
Money

Dolar dan Pangan

28 September 2015   09:54 Diperbarui: 28 September 2015   10:18 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perekonomian global yang menjadi pusat perhatian dunia saat ini sedang berada di situasi yang buruk. Harga dolar yang melambung tinggi membuat Negara-negara kecil maupun berkembang sangat merasakan dampaknya secara langsung. bagaimana tidak, para pengusaha yang seharusnya merogoh kantong sekian rupiah kini harus lebih banyak mengeluarkan dana untuk kebutuhan modalnya. Ini pun memaksa para pengusaha menaikkan harga penjualannya beberapa kali lipat agar mereka tidak gulung tikar.

Hal ini tidak hanya dirasakan oleh para pengusaha besar, pengusaha kecil seperti tukang gorengan maupun para petani merasakan dampaknya. Petani yang seperti kita tahu hanya mendapatkan beberapa rupiah dari hasil kebunnya, kini harus mengeluarkan rupiah yang lebih untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan harga jual hasil kebunnya mulai menurun. Contohnya seperti harga karet di daerah Sumatra yang biasanya petani bisa mendapatkan harga lumayan untuk setiap kilogram karet, kini hanya mendapatkan beberapa rupiah untuk per kilogramnya yang sekarang dirasa kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Ini berdampak buruk bagi kesejahteraan masyarakat. Kejadian sangat mempengaruhi perekonomian di daerahnya, bahkan ini dapat menimbulkan tindak kejahatan. Karena faktor perekonomian tindak kejahatan pun akan semakin meningkat. Manusia akan melakukan berbagai macam cara untuk memenuhi kebutuhan perutnya. Selain itu dalam hal yang lebih besar lagi ini mempengaruhi perekonomian Negara juga. Jika terus menerus hal ini berlangsung dapat menyebabkan menurunnya kesejahteraan rakyat dan bahkan dapat memecahkan persatuan Negara.

Pemerintah harus sigap dalam menangani masalah ini. Ini melibatkan kesejahteraan rakyat secara langsung. dimana para kepala keluarga yang seharusnya hanya mengeluarkan beberapa rupiah untuk membuat dapur berasap sekarang harus merogoh kocek yang lebih. Dilain hal para kepala keluarga tersebut mempunyai penghasilan yang sama saja seperti sebelumnya. Penghasilan yang ia keluarkan selama ini bahkan hanya cukup seadanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Ini menunjukkan kemandirian pangan dalam Negara ini belum berkembang dengan baik. Ini memaksa para menteri untuk berfikir lebih keras untuk menciptakan kestabilan perekonomian di negeri ini. Seperti yang dilakukan Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar. Demi menciptakan stabilitas perekonmian dan kemandirian pangan ia menggalakkan program dana desa dan transmigrasi.

Dana desa yang memang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mengurangi permasalahan perekonomian di desa tersebut. Para aparat desa harus kreatif memanfaatkan dana desa ini untuk membantu perekonomian di desanya. Terutama dalam bidang pertanian agar permasalahan kemandirian pangan Negara dapat teratasi dan Negara tidak selalu bergantung pada Negara lain untuk masalah pangan. Syukur-syukur dapat membantu Negara lain dalam permasalahan pangan.

Program transmigrasi yang dilakukan kementerian desa, daerah tertinggal dan transmigrasi diharapakan dapat membantu penduduk asli daerah untuk mengelola potensi yang dimiliki desanya. Para transmigran yang sudah dibekali berbagai macam ilmu dan kemampuan ditugaskan untuk meningkatkan pemanfaatan potensi yang dimiliki daerah transmigrasi. Penduduk asli diharapkan dapat bertukar pikiran dan saling bekerjasama untuk menghadapi masalah nasional tentang kemandirian pangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun