Mohon tunggu...
Indra Yadi
Indra Yadi Mohon Tunggu... Penulis - PNS Kementerian yang bisa nulis

“Belajar,berdoa, dan bersyukur”

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Sri Ngilang" Film Asing Bernuansa Lokal

28 Desember 2014   16:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:19 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyaksikan film ini saya jadi ingat saat belajar bahasa inggris di Desa Tulungrejo, Pare sebulan lalu. Bagaimana tidak? di salah satu warkop tersohor disana, ada empat sekawan orang asing bercengkrama dengan Bahasa Jawa. Walaupun, mereka berasal dari negara yang berbeda-beda. Namun, saya sebagai pendatang di Desa Tulungrejo merasa takjub dengan fasihnya bahasa jawa orang bule tersebut.

Drama singkat ini adalah hasil karya bapak profesor George Quinn dan para mahasiswa Australian National University (ANU) jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, mereka baru memasukki semester dua. Drama yang diupload pada 16 Desember 2014, bercerita tentang  Sri menghilang dari Rumah sakit, karena kabur dengan seorang dokter bernama Gunawan, mereka pergi ke Magelang, informasi ini diperoleh dari teman-temannya yang bertamu ke rumah pak sardi yang kebetulan disana ada bu Probo yang sedang bertamu.

Suasana semakin ramai karena usut punya usut ternyata Sri adalah anak kandung dari Ibu Probo (Evangeline Hall) dan Gunawan adalah anak kandung dari Bapak Sardi (George Quinn). Kenyataan ini membuat Bu Probo dan Pak Sardi sempat cekcok, karena mereka saling menyalahkan atas tragedi minggatnya Sri dari rumah sakit.

Keramaian semakin menjadi-jadi ketika ada seorang polisi datang, polisi ini sedang mencari seorang bernama suparto yakni salah satu dari teman-temannya Sri, yang diduga sebagai pengguna narkoba. Kasus ini pun sempat masuk televisi lokal dan ramai diperbincangkan.

Dibawah ini ini adalah deskripsi dan tujuan film “Sri Ngilang”

"Sri Ngilang" is a language learning exercise for foreign students of elementary Javanese. By performing the play students visualise and practise the complex respect levels of everyday Javanese and learn a little of Java’s music culture and melodramatic theatre. Javanese is one of 14 Asian languages offered at the Australian National University. Find out more here: chl.anu.edu.au/languages/courses

Sandiwara Sri Ngilang kadhapuk mligi kanggo para mahasiswa manca sing sinau lelandhesaning Basa Jawa. Kanthi nggelar Sri Ngilang para mahasiswa luwih mangerti pangetrapaning unggah-ungguh ing pasrawungan sadina-dina, sarta entuk kawruh sapala bab kagunan Jawa ing babagan lagu populer lan seni pentas melodramatik.

Basa Jawa salah siji saka 14 basa Asia sing bisa disinaoni ana ing Australian National University, pirsanana.

Beberapa hari ditayangkan, film tersebut langsung menyedot  247.412 penonton.

Setelah menyaksikan drama ini, saya takjub dengan mahasiswa-mahasiswa ANU karena dapat berbahasa Jawa dengan baik walaupun, secara pronounciation masih amburadul. Hal ini terlihat dari kalimat yang diujarkan oleh Ed Mosley dan Andrew Mitchell.. Saya sendiri belajar bahasa Inggris, masih mengalami keterbatasan kosakata sehingga apa yang diucapkan banyak yang tidak nyambung. Pada kolom komentar di laman youtube.com, Profesor George Quinn mengatakan bahasa jawa adalah bahasa yang unik, sebab dengan belajar bahasa ini dapat sekaligus belajar bahasa Indonesia dan Sansekerta dan lebih mantap mengucapkannya.

Sebagian komentator dalam video tersebut menyebut, bahwa bahasa Jawa mulai dirusak oleh para mahasiswa pemeran drama “Sri Ngilang” tetapi langsung disanggah oleh yang lain dengan bijak bahwa belajar bahasa harus dimulai dari keberanian dan sikap cuek. Rencananya, drama pendek ini akan dilanjutkan dalam waktu dekat.

Drama Sri Ngilang

https://www.youtube.com/watch?v=uTL6BMG8JZo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun