Di era sekarang, kita disuguhkan oleh berbagai macam kecanggihan teknologi. Salah satunya teknologi informasi. Adanya perkembangan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa dengan cepat menerima atau memberi suatu informasi.
Pada dasarnya, arti dari teknologi informasi adalah suatu sistem yang berbasis pada komputer terutama pada hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). Keduanya diciptakan untuk mendukung dan meningkatkan kualitas informasi secara mudah dan cepat. Selain itu, dengan adanya teknologi informasi semua pekerjaan akan menjadi lebih mudah dan efisien.
Di sisi lain, kita juga sadar bahwa media ikut serta dalam urusan sarana informasi. Media mempunyai arti saluran alat komunikasi untuk menyebarkan informasi, berita, pendidikan, atau hiburan. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa media mempunyai peran yang sangat penting yaitu sebagai “penyalur” alat komunikasi.
Media yang tengah digandrungi masyarakat dalam hal menyampaikan sebuah informasi maupun menerima informasi adalah Media Sosial. Untuk sekarang ini, ada banyak macam media sosial yang digunakan. Diantaranya Twitter, Instagram, Whatsapp, Facebook.
Sebenarnya, apa sih Media Sosial? Media Sosial merupakan media online yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antara user satu dengan user lain, serta mendapatkan sebuah informasi melalui perangkat aplikasi khusus dengan menggunakan jaringan internet.
Media sosial juga memiliki tujuan yaitu sebagai sarana komunikasi untuk menghubungkan antar pengguna dengan cakupan wilayah yang sangat luas. Ketika kita sedang menggunakan media sosial, sebaiknya kita memiliki jaringan data seluler atau wifi dengan koneksi yang stabil. Dengan demikian, anda bisa mengakses media sosial, terhubung dengan banyak orang, membuat forum, diskusi bersama, mengunggah aktivitas keseharian dan lain sebagainya.
Akhir-akhir ini, kita dikejutkan dengan berita tenggelamnya KRI Nanggala-402 yang membawa awak kapal berjumlah 53 anggota TNI AL diketahui hilang enam hari yang lalu dan akhirnya ditemukan tenggelam di perairan Bali. Sebelum dinyatakan tenggelam, kapal selam buatan Jerman ini dilaporkan hilang kontak pada Rabu (22/4/2021) dini hari saat melakukan latihan di perairan utara Pulau Bali.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) TNI Yudo Margono menyampaikan langsung, bahwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggaka-402 bukan karena human error atau kesalahan manusia. Meski demikian, untuk memastikannya, pihaknya perlu mengangkat badan kapal selam KRI Nanggala-402 terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab pasti tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402. Yudo juga mengatakan bahwa akan dilakukan investigasi setelah badan kapal bisa diangkat.
Yudo berkeyakinan tidak ada kelalaian manusia karena saat proses menyelam kapal selam KRI Nanggala-402 sudah melalui semua prosedur yang ada. Prosedur itu yakni saat menyelam telah ada laporan penyelaman. Dia menuturkan keberadaan KRI Nanggala-402 terdeteksi oleh KRI Rigel yang sedang melaksanakan pemindaian multibeam echosounder pada Minggu (25/4/2021) 2021 tepatnya pukul 01.00 WITA. Pemindaian ini menghasilkan citra bawah air yang lebih detail. Kemudian, karena kendala peralatan KRI Rigel yang terbatas, pencarian dibantu oleh MV swift rescue dari Singapura, dan mendapatkan identifikasi pada 07.30 WITA. ROV Singapura mendapati bagian-bagian dari KRI Nanggala. Dia menyebutkan KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian. Pada akhirnya, seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang berjumlah 53 dinyatakan gugur pada Minggu (25/4/2021) sore.
Setelah melihat berita mengenai #KRINanggala402 pada hastag populer di Twitter, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia mempercayai berita aktual pada media sosial khususnya Twitter. Karena pada media sosial Twitter banyak orang yang menyebarkan informasi yang cukup real (karena ada bukti nyata media mana yang memberitakan peristiwa tersebut) sehingga masyarakat percaya akan peristiwa pada berita tersebut. Pada umumnya, semua media sosial memang memberikan kebebasan bagi para penggunanya. Dan kita sebagai pengguna media sosial, tetap harus waspada terhadap hoax (berita bohong). Karena di media sosial banyak spekulasi berita (bahkan berita yang sedang hangat diperbincangkan) yang belum tentu terbukti kebenarannya.
Ditulis oleh :
Indra Suci Melati Anshori
Mahasiswi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H