Seni merupakan suatu ekpresi perasaan yang memiliki unsur keindahan di dalamnnya dan juga ungkapkan melalui suatu media yang bersifat nyata, baik itu dalam bentuk nada, rupa gerak, dan juga syair serta bisa dirasakan oleh panca indera manusia. Selain itu Menurut Ki Hajar Dewantara, Seni merupakan perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaan dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni.
Maka dari itu seni juga dapat berperan dalam perkembangan karakter anak terutama anak SD karena anak usia ini keaktivan anak masih tinggi dan rasa ini taunnya juga tinggi. Seni sangat penting dikenalkan dalam membentuk karakter anak karana dapat mengembangkan kreativitas sehingga anak lebih mudah mengeluarkan ide-ide baru. Belajar seni pada anak dapat melatih kerjasama anataran anak dengan orang lain.
Istilah karakter berasal dari bahasa latin "karakter", kharassein dalam bahasa Inggris "character" dalam bahasa Indonesia "karakter", bahasa Yunani "character" dari bahasa "cherassein" yang berarti membuat tajam, Sesuai makna tersebut, karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, atau sifat khas diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan dengan pengertian ini, ada sekelompok orang yang berpendapat bahwa, baik buruknya karakter manusia sudah menjadi bawaan dari lahir. Jika bawaannya baik, manusia itu akan berkarakter baik, dan sebaliknya jika bawaannya jelek, manusia itu akan berkarakter jelek. Pendidikan karakter memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan karena dapat menjadi landasan dalam mengontrol sikap dan perbutan dari seorang individu. Dengan demikian pendidikan karakter merupakan suatu sistem sebagai acuan dalam membentuk karakter yang lebih bik dengan berlandaskan kepada ilmu pengetahuan dan kegamaan serta nilai estetika di dalamnya.
Untuk membentuk karakter, unsur yang sangat dekat dan mudah dicerna adalah dengan olah seni . Olah seni  menjadi komponen penting dalam membangun karakter. Karena disamping untuk menanamkan kecintaan pada seni yang dimilikinya, juga kecintaan seni akan memupuk pribadi yang berperasaan lembut, kepekaan, rasa empati yang tinggi terhadap sesama dan lingkungannya. Kamaril Wardani dalam Kusumastuti, pendidikan dapat mengolah kecerdasan emosi seorang anak, karena di dalam pendidikan seni, mengolah semua bentuk kegiatan tentang aktivitas fisik dan cita rasa keindahan yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berkreasi dan berapresiasi melalui bahasa, rupa, bunyi, gerak dan peran.
Menurut Merryl Goldberg (1999) pendidikan seni amat penting dalam pendidikan karena memiliki kekuatan dalam pendidikan untuk seni, pendidikan dengan seni dan pendidikan melalui seni. Pendidikan dengan dan melalui seni untuk berbagai bidang ilmu telah terbukti meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil yang diperoleh menjadi lebih optimal. Peran pendidikan seni sebagai media atau wahana di segala jenjang dan jenis bidang ilmu dapat berperan tidak hanya membentuk manusia memiliki sensivitas, kreativitas estetis, intuitif dan kritis terhadap lingkungannya tetap juga dapat mengembangkan potensi dasar mereka dalam belajar untuk mencapai hasil yang optimal (dalam Wardani, C.K., 2011). Ki Hajar Dewantoro telah menekankan perlunya pendidikan seni karena kehalusan budi anak didik dapat dilatih dan dikembangkan. Dalam proses pembelajaran seni, anak dilatih untuk mengaktifkan kerja otak kanan dan kiri secara seimbang. Pendidikan seni memberikan ruang kepada anak untuk belajar dan dengan cara menyenangkan. Berikut adalah beberapa perkembangan pembelajaran seni yang berpengaruh dalam membentuk karakter anak:
1. Kreativitas: Seni memberikan anak-anak kesempatan untuk berekspresi secara bebas dan kreatif. Mereka belajar untuk berpikir di luar kotak dan mengembangkan ide-ide baru. Proses ini membantu mereka menjadi lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah dan menghadapi tantangan di kehidupan sehari-hari.
2. Kesabaran dan Ketekunan: Dalam seni, terkadang hasil akhir membutuhkan waktu yang lama untuk dicapai. Anak-anak belajar untuk bersabar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan mereka. Mereka belajar bahwa kesabaran dan ketekunan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, baik dalam seni maupun dalam hal-hal lain dalam hidup.
3. Empati dan Toleransi, Melalui seni, anak-anak dapat memahami dan menghargai beragam perspektif dan pengalaman. Mereka belajar untuk mengungkapkan emosi dan menyampaikan cerita mereka sendiri, serta memahami cerita orang lain. Ini membantu mereka mengembangkan empati dan toleransi terhadap orang lain, memperkaya pemahaman mereka tentang dunia.
4. KemandirianSeni memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri secara mandiri. Mereka belajar untuk mengambil inisiatif, mengatur waktu, dan mengambil tanggung jawab atas karya seni mereka sendiri. Ini membantu mereka menjadi lebih mandiri dan percaya diri dalam mengambil keputusan.
5. Kolaborasi, Dalam beberapa bentuk seni, seperti drama atau musik ensemble, anak-anak belajar bekerja sama dengan orang lain. Mereka belajar untuk mendengarkan, berbagi ide, dan bekerja sebagai tim untuk mencapai tujuan bersama. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan kolaborasi yang penting dalam kehidupan sosial dan profesional mereka.
6. Penghargaan terhadap Kecantikan, Seni membantu anak-anak mengembangkan rasa estetika dan menghargai keindahan dalam berbagai bentuknya. Mereka belajar untuk melihat dunia dengan mata yang lebih terbuka dan menghargai keunikan setiap karya seni. Ini membantu mereka mengembangkan kepribadian yang sensitif terhadap keindahan dan detail di sekitar mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H