Mohon tunggu...
indra hermawan
indra hermawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyair Palsu

👬 PENYAIR PALSU✍, Silahkan berkunjung ke * My Blog https://indrapuisi.blogspot.ae/?m=1 My Youtube https://m.youtube.com/channel/UC3lE3SabSULuYh8JLxtGsRg

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Jiwa

28 September 2016   10:04 Diperbarui: 28 September 2016   10:25 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://indrapuisi.blogspot.com 

 

Wangi semerbak aroma bunga kopi

Tercium tenang dari kejauhan

Menebar kesenangan nyaman

Buat pagi ini sejuk damai

Kulangkahkan kaki ini dengan gegas

Menerobos udara dingin partikel embun

Rutin biasa pergi mencari nafkah

*

Hati gelisah kala rasa itu mendera

Berat diucap enggan dirasa

Hanya rasa di dalam rasa yang terasa

Bathin tersiksa adakala

Tiada yang bisa menerka

Siapa diri hamba

*

Basah sayup air mata

Berlinang dalam duka

Ingin tunjukkan pada dunia

Dunia yang mentertawa

Tapi ku harus bisa

Tanpa takut ragu

Tanpa malu murung

Tuhan kirim aku ke dunia pasti dengan satu tujuan

*

Bertumpuh pada sebuah keyakinan

Akan harapan besar itu nyata

Membalikkan semua mata

Hingga terbuka mata hati mereka

Gelak tawa kan jadi binasa

Sinis miris lenyap seketika

Apa yang kau kata

*

Tiada hal lagi berarti selain tulisanku ini

Ku cuatkan semua yang terpendam dalam sanubari

Tertimbun sekian alur tahun

Mengendap dalam jiwa

Sampai tak nyaman tersimpan

Tertahan dalam ruang kalbu

Semampu mampunya aku tak mampu

*

Ku torehkan dalam seberkas keyakinan

Inilah nyanyian jiwaku

Puisi puisiku dalam balutan kerinduan

Kuprasastikan semua yang tertambat

Yang pekat tak terlihat

Yang nyata tampak buras

Pisauku dalam mengupas mulut keji itu

Kan ku asah dengan tajam naluri pikirku

*

Amarahku kan getarkan jiwamu

Teriakanku memecahkan suaramu

Bayanganku kan tertuju ikutimu

Hingga kau terhentak dalam sadar

Siapa yang sedang ditatar

*

Ku manusia terlahir dalam ikatan

Tak mau sekedar tunduk diam melayang

Melepas bayang kebebasan

Kebahagian di depan yang ku harapkan

Walau tak semua tampak tak wajar

Apa yang kau bicarakan

Akupun berhak tentukan pilihan

*

Tindak tandukku kan dipertanggungjawabkan

Dalam satu masa penghakiman

Dari segala perbuatan diriku

Cukup tuhan jadi penentu

Semua takdir hatiku

*

Aku berdiri untuk kamu

Kamu yang dibelakang menutup pintu keluh

Matamu tak peduli dengan sesamamu

Padahal kau tahu banyak jiwa yang perlu dibantu

Agar hati dan mulutmu tak berseteru

*

Harkat martabat derajat manusia adalah sama

Semua dibekali akal nafsu dan kalbu

Merasa, bertindak, berbuat bebas tentukan nasib sendiri

Pola pikir individu yang rasional

*

Apa kau ingin selamanya dibelenggu

Oleh pikir rendah itu

Asasku hanya cinta

Cinta yang benar cinta sejatinya cinta

Hargai semua yang ada

Tak pelak kaupun harus adil pada sesama

*

Pada akhirnya ku harap seperti taman itu

Tumbuh alami indah dipandang

Memberi warna hidup sekitar

Ada tanpa harus ada harus saling bertikai

Damai karna hidup dengan caranya sendiri

Tetap menawan karna semua ciptaan tuhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun