https://indrapuisi.blogspot.com
Wangi semerbak aroma bunga kopi
Tercium tenang dari kejauhan
Menebar kesenangan nyaman
Buat pagi ini sejuk damai
Kulangkahkan kaki ini dengan gegas
Menerobos udara dingin partikel embun
Rutin biasa pergi mencari nafkah
*
Hati gelisah kala rasa itu mendera
Berat diucap enggan dirasa
Hanya rasa di dalam rasa yang terasa
Bathin tersiksa adakala
Tiada yang bisa menerka
Siapa diri hamba
*
Basah sayup air mata
Berlinang dalam duka
Ingin tunjukkan pada dunia
Dunia yang mentertawa
Tapi ku harus bisa
Tanpa takut ragu
Tanpa malu murung
Tuhan kirim aku ke dunia pasti dengan satu tujuan
*
Bertumpuh pada sebuah keyakinan
Akan harapan besar itu nyata
Membalikkan semua mata
Hingga terbuka mata hati mereka
Gelak tawa kan jadi binasa
Sinis miris lenyap seketika
Apa yang kau kata
*
Tiada hal lagi berarti selain tulisanku ini
Ku cuatkan semua yang terpendam dalam sanubari
Tertimbun sekian alur tahun
Mengendap dalam jiwa
Sampai tak nyaman tersimpan
Tertahan dalam ruang kalbu
Semampu mampunya aku tak mampu
*
Ku torehkan dalam seberkas keyakinan
Inilah nyanyian jiwaku
Puisi puisiku dalam balutan kerinduan
Kuprasastikan semua yang tertambat
Yang pekat tak terlihat
Yang nyata tampak buras
Pisauku dalam mengupas mulut keji itu
Kan ku asah dengan tajam naluri pikirku
*
Amarahku kan getarkan jiwamu
Teriakanku memecahkan suaramu
Bayanganku kan tertuju ikutimu
Hingga kau terhentak dalam sadar
Siapa yang sedang ditatar
*
Ku manusia terlahir dalam ikatan
Tak mau sekedar tunduk diam melayang
Melepas bayang kebebasan
Kebahagian di depan yang ku harapkan
Walau tak semua tampak tak wajar
Apa yang kau bicarakan
Akupun berhak tentukan pilihan
*
Tindak tandukku kan dipertanggungjawabkan
Dalam satu masa penghakiman
Dari segala perbuatan diriku
Cukup tuhan jadi penentu
Semua takdir hatiku
*
Aku berdiri untuk kamu
Kamu yang dibelakang menutup pintu keluh
Matamu tak peduli dengan sesamamu
Padahal kau tahu banyak jiwa yang perlu dibantu
Agar hati dan mulutmu tak berseteru
*
Harkat martabat derajat manusia adalah sama
Semua dibekali akal nafsu dan kalbu
Merasa, bertindak, berbuat bebas tentukan nasib sendiri
Pola pikir individu yang rasional
*
Apa kau ingin selamanya dibelenggu
Oleh pikir rendah itu
Asasku hanya cinta
Cinta yang benar cinta sejatinya cinta
Hargai semua yang ada
Tak pelak kaupun harus adil pada sesama
*
Pada akhirnya ku harap seperti taman itu
Tumbuh alami indah dipandang
Memberi warna hidup sekitar
Ada tanpa harus ada harus saling bertikai
Damai karna hidup dengan caranya sendiri
Tetap menawan karna semua ciptaan tuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H