Pada saat makanan membusuk, ia akan melepaskan cairan beracun yang disebut air lindi. Air lindi dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah yang kita gunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum dan menyiram tanaman di kebun. Hal ini bisa menyebabkan penurunan kualitas air yang dapat berbahaya bagi kesehatan lingkungan dan manusia.
Beberapa TPA di Indonesia tidak dilengkapi dengan sistem pengolahan air lindi yang baik, sehingga hasil pencemaran limbah makanan ini dapat menjadi sumber pencemaran yang serius. Ketika air yang tercemar digunakan untuk irigasi, kontaminasi dapat menyebar ke tanaman pangan, yang akan kita olah dan konsumsi dalam bentuk makanan yang tercemar.
Mengapa Kita Membiarkan Hal ini Terjadi?
Ada beberapa alasan mengapa kita cenderung membuang makanan, mulai dari membeli terlalu banyak hingga penyimpanan makanan yang tidak tepat. Budaya konsumsi yang berlebihan berperan penting dalam kasus ini. Beberapa rumah tangga yang sering kali membeli makanan dalam jumlah yang besar, tanpa perencanaan yang matang dan mempertimbangkan dampak yang dapat ditimbulkan dari makanan yang tidak dikonsumsi dan akhirnya dibuang.
Faktor lainnya adalah kurangnya kesadaran terhadap dampak lingkungan dari limbah makanan. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa tindakan membuang sisa makanan di tempat sampah sebenarnya dapat berkontribusi terhadap masalah lingkungan global.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Masalah sisa makanan ini dapat kita kurangi dengan beberapa langkah kecil. Berikut langkah praktis yang dapat kita lakukan dalam mengatasi efek sisa makanan :
1. Bijak saat berbelanja bahan makanan
Sebelum pergi berbelanja kebutuhan makanan sehari-hari, buatlah catatan makanan yang dibutuhkan di rumah. Hindari membeli makanan dalam jumlah besar tanpa perencanaan matang, terutama bahan makanan yang cepat rusak.
2. Simpan makanan dengan baik dan benar
Gunakan wadah kedap udara untuk menyimpan sisa makanan, simpan buah dan sayuran di tempat yang tepat di lemari es.