Mohon tunggu...
Indra Riana
Indra Riana Mohon Tunggu... lainnya -

Jakarta -> Bali -> Coffee

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Nyepi!

1 April 2014   06:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:14 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabur kemana liburan nyepi, mas?

Enggak  kemana-mana kok, saya di rumah saja ……Jawab saya.

Nyepi kelihatannya menjadi momok yang menakutkan bagi beberapa orang, terbayang untuk hidup dalam kegelapan , tanpa api serta bersembunyi di dalam rumah sepanjang hari selama 24 jam. Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaanTahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu,khususnya di daerah Bali.

Ada tiga hal yang dilakukan masyarakat Bali menyambut tahun barunya :

1.Upacara Penyucian (Melasti) dimana segala sarana persembahyangan yang ada di Pura (tempat suci) diarak ke pantai atau danau, karena laut atau danau adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri manusia dan alam.

2.Upacara Buta Yadnya (Mecaru) ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat.

3. Pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar.

Pada hari H nya atau saat pada tanggal 1, tibalah hari Nyepi sesunguhnya. Pada hari  ini umat Hindu melaksanakan "Catur Brata" Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja),amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadhi.

Bayangkan pada satu hari ini, hampir seluruh masyarakat Bali bersembunyi dalam rumah dan dalam kegelapan. Bagi para pendatang tentu suasanya menjadi menyeramkan seperti dalam suasana perang, sehingga banyak yang memilh untuk liburan ke luar pulau Bali.

Sebenarnya menurut saya justru suasana nyepi ini adalah suasana yang mahal dimana suasana menjadi hening, udara menjadi bersih, malam menjadi semakin bersinar dengan bintang bertaburan di langit yang tidak dapat kita dapati di luar hari nyepi. Saatnya berkontemplasi dengan alam dan mensukuri karuniaNya.

Persiapan menghadapi Nyepi tidaklah terlalu sulit bagi pendatang, cukup tutup lubang cahaya yang dapat menerobos keluar rumah, beli makanan dan cemilan untuk persediaan nyepi dan jangan lupa beli DVD untuk menutupi kebosanan. Oya, dalam rangka Nyepi seluruh saluran TV dan Radio di pulau Bali juga dimatikan. Untungnya saluran telephone dan internet tidak dimatikan juga, jadi ini adalah waktunya untuk menikmati internet dalam kegelapan sepuasnya selama liburan dirumah..ha..ha..ha.

Menjelang malam, suara jangkrik dan binatang malam jelas terdengar. Kalau anda takut kegelapan dapat menyalakan lampu asal sinarnya tidak keluar rumah. Para Pecalang (petugas keamanan adat ) akan menegur seandainya cahaya yang ditimbulkan terlalu terang dan mengganggu suasana Nyepi.

Saat malam semakin larut, pergi keluar rumah dan lihatlah ke langit dimana ribuan bintang tampak jelas terlihat di atas kepala kita sambil menghirup udara malam yang segar. What a wonderful day...

Rahajeng rahina Nyepi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun