Minyak dan Gas (Migas) telah menjadi salah satu pendapatan negara terbesar hingga saat ini di Indonesia sehingga segala tidak dipungkiri bahwa sektor hulu migas menjadi kegiatan yang vital dan strategis mengingat pada kegiatan hulu inilah minyak dan gas dapat dihasilkan guna memenuhi produksi Migas nasional. Begitu pentingnya sehingga sehingga setiap detail langkah produksi sehingga penanganan resiko khususnya bagi Sumber Daya Manusia (SDM) perlu mendapat perhatian serius bagi seluruh pihak agar keberlangsungan produksi Migas tetap terjaga dengan baik.
Ada istilah "Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati", penulis tertarik untuk mengadopsi istilah baru "Lebih Baik Mencegah Resiko Daripada Menanggung Rugi". Mengapa? Ini mengingat begitu banyak resiko yang berpotensi mengancam stabilitas produksi Migas saat ini maupun dikemudian hari. Untuk itu pemaksimalan potensi Migas juga dapat tercipta dengan memperkuat sektor keselamatan dan keamanan kerja pada sektor Hulu. Acuan dasar terlihat jelas pada UU No.1 tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja; Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja; hingga Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 315/Menkes/SK/III/2003 tentang komite kesehatan dan keselamatan kerja sektor kesehatan.
Berbagai resiko seakan siap menjadi penghalang serta berpotensi menurunkan kuantitas dan kualitas pada sektor Hulu Migas. Penulis menilai terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh Hulu Migas berkenaan dengan SDM dan kegiatan Industri.
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja memang sering terjadi pada setiap kegiatan industri tidak terkecuali pada kegiatan sektor Hulu. Mengutip data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, pada sektor Hulu Migas setidaknya telah terjadi 17 kecelakaan fatal di tahun 2010 khususnya saat kegiatan eksplorasi (drilling) dan pemeliharaan sumur (workover). Tidak hanya itu secara umum, kecelakaan kerja Indonesia juga tergolong besar dimana menurut data Jamsostek tercatat kecelakaan kerja di tahun 2011 telah mencapai 99.491 kasus.
SDM bagi industri khususnya sektor Migas ibarat aset yang berharga dan perlu dijaga karena kehilangan satu tenaga kerja profesional akibat kecelakaan kerja sebuah kerugian besar bagi industri Migas.Terlebih karyawan sektor Hulu Migas akan selalu berhadapan dengan alat-alat berbahaya dan kondisi lingkungan kerja yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerja. Cukup berasalan mengingat kecelakaan yang terjadi pada satu karyawan selama proses kerja akan berdampak pada pembiayaan kesehatan baik pengobatan hingga proses pemulihan yang tergolong besar. Bahkan bila kecelakaan tersebut menyebabkan karyawan meninggal maka industri hulu telah kehilangan seseorang yang berharga dan berpengalaman dalam industri tersebut. Sistem rekrutmen hingga pelatihan bagi tenaga muda hingga menjadi tenaga profesional membutuhkan waktu lama dan biaya yang besar sehingga tidaklah heran perusahaan akan berusaha melindungi setiap karyawannya.
Potensi Kebakaran maupun Ledakan yang Tinggi
Minyak Bumi dan Gas Alam merupakan Sumber Daya Alam (SDA) yang mudah terbakar dan meledak. Potensi terciptanya kebakaran dapat terjadi pada tempat penimbunan Migas, pipa penyalur, hingga fasilitas produksi lainnya yang terjadi disaat aktivitas tidak sesuai SOP maupun kurangnya kontrol terhadap sarana dan prasarana drilling maupun workover. Ancaman terbesar ketika terjadinya kebakaran dan ledakan di sektor Hulu tidak hanya akan mengancam SDM namun juga aset industri seperti kilang minyak, pipa, maupun aset lainnya. Pemerintah tentu saja akan mengeluarkan biaya dan waktu panjang untuk melakukan perbaikan menjadi seperti awal.
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan di sektor Hulu dapat disebabkan akibat tumpahan dan bocoran minyak baik di laut maupun di darat. Pencemaran ini tidak hanya merusak ekosistem namun secara tidak langsung akan mengganggu kesehatan para pekerja di sektor Hulu.
Health, Safety, and Environment (HSE) memanglah bukan hal baru untuk diterapkan di industri khususnya sektor Hulu Migas. Disini penulis ingin mengkaitkan bahwa penguatan SDM dan Industri pada sektor Hulu Migas tidak serta merta hanya pada perekrutan tenaga profesional semata namun dapat menitikberatkan pada penguatan HSE pada setiap kegiatan produksi.
Langkah HSE untuk menunjang kegiatan produksi Hulu Migas.
Keselamatan Kerja
Banyak tindakan yang dapat dilakukan berkenaan dengan keselamatan kerja di sektor Hulu. Inspeksi keselamatan menjadi cara yang dapat ditempuh oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan usaha Hyu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) baik selama proses pemboran sumur, perawatan hingga pengecekan fasilitas industri. Ini bertujuan untuk menekan kecelakaan kerja hingga kebakaran yang terjadi selama kegiatan. Tidak hanya itu, kegiatan safety campaign juga sepatutnya selalu dilakukan baik berupa penyebaran poster hingga spanduk keselamatan kerja. Upaya ini untuk menunbuhkan kesadaran bagi para karyawan untuk selalu berhati-hati dan mengikuti prosedur dalam setiap aktivitas selama bekerja.
Kesehatan dan Psikologis Pekerja
Kondisi lingkungan kerja memang patut diperhatikan. Seorang karyawan yang ditugaskan di kilang minyak lepas pantai misalnya patut mempertimbangkan faktor kesehatan dan psikologisnya mengingat karyawan tersebut harus berada di tengah laut dalam jangka waktu lama. Perusahaan pasti telah memperhatikan segala fasilitas yang dibutuhkan bagi karyawan tersebut namun disini melalui HSE, perusahaan juga patut mempertimbangkan faktor psikologis. Ini mengingat disaat daya tahan tubuh serta semangat kerja menurun tentu saja akan mempengaruhi tingkat produktifitas pekerja yang bersangkutan. Hal ini akan berdampak kerugian terhadap produktivitas Migas Nasional.
Untuk itu sangatlah penting untuk menjaga keberlangsungan hulu migas baik dari sektor Sumber Daya Manusia hingga langkah-langkah produksi sehingga dapat menekan resiko kerja dan produksi yang dapat mengancam proses hilir. Oleh karena itulah penulis menilai bahwa peningkatan peran SDM dan Industri pada kegiatan Hulu Migas dapat tercapai dengan maksimal dengan adanya upaya pemaksimalan sistem Health, Safety, and Environment (HSE) di sektor hulu. Acuan utama tampak jelas karena setiap resiko yang muncul pada sektor Hulu Migas akan menimbulkan kerugian besar pada produksi Hilir Migas dan tidak menutup kemungkinan menciptakan kerugian besar pada pendapatan negara
Upaya memaksimalkan HSE di sektor Hulu Migas, perlu adanya langkah berkelanjutan bagi pemerintah maupun SKK Migas seperti menerapkan management commitment yang didalamnya terdapat reward dan punishment sebagai alat kontrol yang sangat baik bagi seluruh pekerja mulai dari tingkat operator sampai top management sehingga dapat memahami dan menjalankan secara murni dan konsekuensi prinsip-prinsip HSE saat kegiatan di Hulu Migas. Tidak hanya itu, perlu dilakukan sosialisasi atau kampanye HSE setiap 3 bulan sekali agar semua pekerja dan mitra kerja perusahaan selalu ingat akan arti pentingnya penerapan prinsip-prinsip HSE disetiap awal aktivitas sehari-hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI