Mohon tunggu...
indra putra
indra putra Mohon Tunggu... -

Orang kebanyakan yang mencari alasan dan tujuan dirinya diciptakan, yang haus akan ilmu pengetahuan, yang ingin belajar dari orang lain, karena menganggap alam semesta dan isi di dalamnya adalah kitab suci yang wajib untuk dipahami..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Grand Scenario!

1 Desember 2009   02:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:07 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah telah menciptakan Alam semesta dengan hukum-hukum yang terkandung didalamnya. Dialah sang sutradara yang mengatur peran para mahluk yang juga merupakan ciptaannya, Begitu banyak peran yang ada sehingga Sang mahluk sendiri diminta untuk mencari peran yang paling cocok untuk dirinya guna menyenangkan sang Sutradara. Tiap skenario untuk tiap mahluk pun telah Ia sediakan, sayangnya scenario itu hanya bisa dibaca tahap demi tahap, bagian perbagian, hari demi hari, tanpa tahu "result" ataupun "ending"nya. Sebagai manusia yang mengklaim dirinya sebagai ciptaan yang paling sempurna terkadang ia tidak menyadari saat skenario menuntutnya memerankan kesedihan atau penderitaan dan akhirnya malah menyalahkan sang sutradara karna ia tidak mengetahui bahwa skenario tertawa, senang, bahagia, sudah menunggu di depan untuk dimainkannya. Begitu panjang skenario yang akan ia jalani sehingga manusia berusaha mengambil jalan-jalan pintas hingga meloncati peran sedih yang harus dilakoninya dan tanpa disadarinya  peran itu akan tetap ada dan akan terkumpul dibelakang hari sehingga semakin berat untuk dipikulnya. Disisi lain ada penonton-penonton yang melihat betapa indahnya film-film kehidupan yang bisa dinikmati dengan adanya adegan kesedihan , kesusahan , kesenangan, kehancuran, perjuangan,keberhasilan, percintaan dan berbagai adegan lainnya. Manusia sendiri sebenarnya dapat dapat memposisikan dirinya menjadi pelaku sekaligus penonton agar menyadari bahwa apa yang ia lakoni hanyalah sekedar senda gurau kehidupan yang patut ia sukuri. Peace Indra putra, kompasianer yang sedang belajar membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun