Derita Bertetangga di Semenanjung Korea
Korea Selatan menjadi negara yang paling terancam akibat show off yang dilakukan Korea Utara. Tingginya intensitas uji coba senjata yang dilakukan Korea Utara meningkatkan ketegangan antar kedua negara. Sebab, meski menjadi tetangga, kedua Korea memiliki sejarah permusuhan yang membentang selama puluhan tahun.
Seperti dilansir history.com, Korea dulunya merupakan satu kesatuan utuh yang dipimpin beberapa generasi dinasti kerajaan. Namun situasinya berubah ketika di tahun 1905 Jepang berhasil menduduki semenanjung Korea. Lima tahun kemudian, Jepang secara resmi menganeksasi kawasan tersebut.
Hingga akhirnya, dua bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki di tahun 1945 membuat peta dunia tak lagi sama.
Selama Perang Dunia II, AS bersekutu dengan Uni Soviet, di samping Prancis, Britania Raya, dan Tiongkok. AS dan Uni Soviet pun bersepakat untuk membagi semenanjung Korea menjadi dua. Bagian utara menjadi milik Uni Soviet, sementara selatan dikuasai AS.
Korea Utara dengan pengaruh Uni Soviet menjadi negara yang berhaluan komunis. Sementara Korea Selatan mengambil posisi "berseberangan", yakni anti komunis. Bahkan, ideologi itu tetap bertahan meski keduanya sama-sama telah menjadi negara berdaulat penuh.
Kenapa Korea Utara Begitu Ambisius?
Melihat serangkaian aksi unjuk kekuatan militer, termasuk uji coba rudal balistik antarbenua, banyak yang beranggapan bahwa apa yang terjadi pada Korea Utara saat merupakan buah dari ambisi seorang Kim Jong Un. Apalagi, oleh negara-negara barat, Kim Jong Un seringkali direpresentasikan sebagai pemimpin diktator yang keji.
Namun, Kim Jong Un selalu punya alasan dibalik setiap keputusan yang dia ambil. Seperti dilansir pbs.org, Kim Jong Un dalam sebuah kesempatan menyebut bahwa pengembangan kekuatan militer dilakukan sebagai upaya untuk menghadapi ancaman pihak asing. Terutama Amerika Serikat.
"Mereka (AS dan sekutunya) ingin mengisolasi dan mencekik Korea Utara yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah umat manusia," tegas Kim.
Seperti diketahui, Korea Utara bukanlah satu-satunya negara yang mengembangkan hulu ledak nuklir.