Mohon tunggu...
Indra Media
Indra Media Mohon Tunggu... Guru - Teacher and Educational Consulting

Menulis dan terus berinovasi dalam pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memaknai Hardiknas di Era Modern

2 Mei 2024   03:50 Diperbarui: 2 Mei 2024   04:35 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Implementasi kurikulum dalam pembentukan karakter insaniyah/dokpri

"Guru selalu menjadi ujung tombak stabilizer dan filterisasi Peradapan "

Sekilas melihat kembali perjalanan Pendidikan Bangsa yang dapat dikatakan masih berproses sampai saat ini, dapat dikatakan ujung tombak dari suatu Bangsa adalah Sumber Daya Manusia atau insaniyah. Ada cerita dari berbagai sumber sejarah bahwa ketika Jepang di Bom Atom pada Tahun 1945 oleh AS dan sekutunya maka sebagai seorang Kaisar Jepang waktu itu adalah Kaisar Hirohito langsung menanyakan "berapa jumlah guru yang tersisa?". 

Hal itulah dapat terpikirkan bahwa dengan hadirnya Guru dalam mengambil peran sebagai pembawa perubahan dari sebuah peradapan adalah begitu sangat penting. Pondasi atau sistem pembentukan peradapan dapat dimulai dengan pembentukan sistem pendidikan yang berkelanjutan berbasis pada sinkronisasi kepada tujuan bersama dari sebuah Bangsa yang berproses dari cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Implementasi kurikulum dalam pembentukan karakter insaniyah/dokpri
Implementasi kurikulum dalam pembentukan karakter insaniyah/dokpri

Dalam perjalanan memang dihadapkan suatu tantangan dan perubahan yang mungkin tidak terpikirkan, akan tetapi dengan kemampuan karunia insaniyah haruslah suatu perubahan dapat diadaptasi sehingga dapat diimplementasikan dalam perjalanan peradapan dan tidak perlu merubah suatu sistem yang telah tertanam baik sebelumnya. Dalam khazanah Fiqh ada suatu kaedah yang dapat digunakan yaitu :

kaedah fiqh
kaedah fiqh

Artinya: "Melestarikan yang lama yang baik dan mengadopsi yang terbaru"

Intinya dalam penerapan Pendidikan Insaniyah yang berkebangsaan dapat diketahui bahwa sistem pendidikan merupakan sistem yang berkelanjutan dan sangat berbeda dari sebuah sistem yang dapat diubah-ubah tanpa pondasi yang kuat. Oleh karena itu ketika menyongsong Era Pendidikan Modern sebagai konsekuensi logis serta sebagai adaptasi perkembangan zaman maka peran Guru selalu menjadi ujung tombak stabilizer dan filterisasi Peradapan. Fungsi yang tidak bisa tergantikan oleh sebuah kecanggihan teknologi apapun dalam berperan penting mentransfer pengetahuan dan pembentuk nilai-nilai karakter secara berkelanjutan dalam mewujudkan Peradapan. 

Kebersamaan dalam mencapai tujuan Pendidikan/dokpri 
Kebersamaan dalam mencapai tujuan Pendidikan/dokpri 

Setiap elemen masyarakat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika salah satu elemen Bangsa tersebut tidak ada maka bagaimana peradapan dapat terwujud. Dapat kita contohkan ketika tidak adanya "Guru" dalam proses Pendidikan yang berkelanjutan maka Pendidikan tersebut hanya berjalan tanpa arah cahaya. 

Kita bisa buktikan sekarang ini ketika waktu pandemi berlangsung terdapat hikmah bahwa peran kehadiran Guru dalam sebuah pendidikan tidak bisa tergantikan. Teknologi hanyalah perantara dari sebuah perangkat adaptasi saja. Secanggih apapun teknologi tidak bisa memiliki empati dan simpati karena dalam proses Pendidikan berkelanjutan ada suatu hal tersebut yang tidak bisa dimiliki oleh sebuah teknologi. 

Beruntung generasi zaman modern kali ini semakin terang cahaya yang menyinarinya dalam belajar. Dengan sedikit sentuhan media interaktif begitu cepat informasi yang diterimanya. Semangat digitalisasi harus diadaptasi dalam kegiatan pembelajaran guna memberikan pengalaman peserta didik. 

Dalam mewujudkan karakter peserta didik maka seorang Guru harus mampu membimbing dan mendampingi kegiatan literasi digital yang memberikan pengalaman baik guna beradaptasi dalam perkembangan zaman. Ketika seorang peserta didik yang telah mampu mengalahkan egonya dan tetap menghormati Guru sebagai tempat sandaran dalam menimba ilmu maka Insyaallah keberkahan dan kesuksesan dalam mendapatkan Ilmu akan dirasakannya. 

Belajar harus terpatri dalam jiwa peserta didik, dengan belajar semua akan menjadi mudah, meskipun terkadang proses belajar itu harus melawan apapun kondisi jiwa seseorang serta suatu keadaan yang penuh keterbatasan. Malas, putus asa, tidak fokus,dan perasaan kejiwaan dalam mengiringi setiap peserta didik dalam belajar merupakan tugas Guru di Sekolah dalam mengantarkan peserta didik sampai pada tujuan dan cita-citanya. 

Semoga Era Pendidikan Modern nantinya kolaborasi seluruh Elemen Bangsa dapat mempercepat proses panjang dari sebuah Peradapan yang mencerminkan kelanjutan dari sebuah sistem pendidikan berkelanjutan yang berkarakter kebangsaan dari sebuah negara yang Merdeka dalam Pembelajaran mencetak Sumberdaya Insaniyah yang Unggul dan bernilai. 

Guru Indonesia/dokpri
Guru Indonesia/dokpri

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024 yang bertema "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar".

"Bersabarlah dalam belajar dan berproses karena suatu tujuan dari sebuah Pembelajaran adalah suatu proses yang berkelanjutan". (by Indra - Hardiknas 2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun