Heraclitus, seorang filsuf Yunani yang hidup 26 abad yang lalu, mengatakan bahwa tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri (Nothing endures but change). Hal senada pernah pula dinyatakan oleh Sir Winston Churchill, there is nothing wrong with change, if it is in the right direction. Tidak terkecuali pula dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara kita ini, haruslah mampu berubah untuk memenuhi perkembangan teknologi, mengakomodasi kebijakan, dan memenuhi keinginan stakeholdernya.
Dalam sebuah kehidupan ketatanegaraan, tentunya tidak semua orang setuju dengan perubahan. Ada kelompok yang lebih senang dan merasa nyaman dengan apa yang mereka alami dan nikmati sekarang. Ada pula yang mengantisipasi akan terjadinya perubahan dan berusaha untuk menyesuaikan dengan perubahan itu, sebuah reaksi yang wajar. Terlebih lagi, ada orang-orang yang melihat peluang dan melakukan perubahan, merekalah umumnya para pionir dalam bidangnya. Merekalah yang menentukan arah kehidupan berbangsa dan bernegara selanjutnya. Merekalah para visioner dan entrepreneur. Merekalah yang sering disebut sebagai para agen perubahan.
Para pemuda acapkali disebut sebagai agen perubahan (agent of change), karena dalam jiwa pemuda memiliki potensi yang dapat diharapkan. Pemuda memiliki semangat yang sulit dipadamkan. Terlebih jika semangat bercampur dengan pengetahuan dan diimplementasikan melalui tindakan. Maka pastilah akan tercipta suatu perubahan.
Ditangan pemuda, sebuah perubahan bisa terjadi, sebab, daya imajinasi, kreasi dan inovasi senantiasa melekat pada semangat generasi muda. Hanya pemuda yang suka perubahan yang akan meraih kesuksesan. Sementara, bagi mereka yang tidak mau berubah akan tetap terpuruk dan menjadi orang tertinggal. Pemuda harus bisa membangunkan semangat perjuangan bangsa, dan mewujudkan cita-cita bangsa.
Saya sendiri, sebagai seorang pemuda tentu menginginkan perubahan. Baik dalam kehidupan bertatanegara maupun dalam kehidupan berbangsa kita. Tentu tidak mudah, perjalanan yang harus saya lalui demi dapat mencapai perubahan-perubahan tersebut. Banyak rintangan yang harus dilewati, untuk dapat sampai ke tujuan.
Dianggap sebagai junior dan dipandang sebelah mata? Itu sudah biasa.
Justru saya belajar sangat banyak dari para senior tersebut. Kenapa? Karena menurut saya, para senior adalah produk lama yang harus lebih disempurnakan, yang akan menjadi cikal bakal dari produk selanjutnya. Sebagai seorang junior yang awalnya dipandang sebelah mata oleh banyak orang, membuat saya merasa semakin bersemangat untuk menyempurnakan kekurangan dari produk lama tersebut. Semakin diragukan, maka semakin keras upaya pembuktian saya.
Patut diingat, produk yang dulunya terbaik pun akan menua dan ketinggalan jaman. Konsumen akan pergi, jika produk tidak berinovasi dan melakukan pembaharuan. Manusia punya batasan umur, akan mati, dan kemudian digantikan oleh generasi penerus berikutnya. Pemuda hari ini, adalah pemimpin di kemudian hari, teruslah berjuang tanpa ada batas.
Salam Perubahan!
IMAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H