Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Pengentasan Kemiskinan Bisa Dimulai dari Diri Kita

21 November 2023   17:20 Diperbarui: 22 November 2023   09:39 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembali Berbelanja di Warung Kelontong | Sumber Liputan6.com

Namun kita seakan menutup mata dengan alasan di minimarket enak bisa adem karena ada AC, di minimarket banyak barang pilihan atau lebih bangga bisa belanja di minimarket. Alhasil tindakan ini akan semakin memperkaya pemilik minimarket dan menyengsarakan pemilik usaha kecil. 

Padahal warung kelontong yang untungnya tidak seberapa namun hadirnya pembeli akan sangat membantu. Setidaknya pemilik warung bisa memutar modal, produk tidak rusak karena expired hingga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Saran saya, cobalah kembali belanja di warung kelontong karena juga bisa menjalin silahturahmi antar tetangga. Kita bisa saling mengenal satu dengan lainnya. Berbeda dengan minimarket dimana kita hanya bertindak sebagai konsumen dan tidak tahu siapa pemilik usaha. 

# Semena-Mena terhadap Pedagang

Sebagai pembeli memang ada kecenderungan ingin mendapatkan barang/jasa dengan harga semurah mungkin dengan kualitas sebaik mungkin. Namun sebagai pembeli kadang kita kurang bijak dalam menawar. 

Saya pernah mendapatkan cerita dari pedagang maka ia baru menjual barang dagangan dengan harga sangat murah. Kebetulan barang dagangan belum laku terjual dan ada pembeli yang menawar dengan harga tidak wajar. 

Karena terdesak kebutuhan, ia pun menjual dengan harga yang ditawarkan pembeli. Meskipun ia sadari, dirinya tidak mendapatkan untung. 

Saya kerap tersenyum sendiri ketika datang ke pasar tradisional atau tenant usaha. Pembeli dari kalangan emak-emak kadang menawar dengan sadis. Misalkan baju yang dibuka harga 100 ribu ditawar 20 ribu. Padahal dari kualitas bahan dan desain baju tersebut diatas 20 ribu. 

Bisa dikatakan bahwa pembeli kadang semena-mena terhadap penjual kecil. Ia tidak memperhitungkan sisi penjual yang juga ingin mendapatkan untung. Kadang harga yang ditawarkan juga seakan bikin darah tinggi. 

Bandingkan saat berbelanja di Mall atau minimarket. Harga yang diberikan cenderung lebih mahal namun pembeli akan tetap membeli tanpa berani menawar. Sebuah tindakan kontras yang menyadarkan bahwa kita kurang adil terhadap pedagang kecil. 

Saran saya, seandainya harga barang/jasa masih sanggup kita bayar dan harga masih wajar maka sebaiknya hindari untuk menawar. Bisa jadi keuntungan yang dapat bisa membuat dapur di rumah tetap mengepul dan anak-anak bisa lanjut sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun