Vespa telah menjadi kendaraan populer di tahun 1980-an hingga 1990-an. Vespa klasik memiliki beragam daya tarik mulai bentuknya yang unik, mesin 2-tak yang sederhana, tahan banting dan sudah memiliki komunitas vespa.Â
Sebenarnya awal tahun 2000-an, kehadiran Vespa di tanah air sempat tergusur dengan motor bebek maupun motor matic. Dealer vespa pun sangat jarang hingga membuat banyak masyarakat merindukan kenangan motor Vespa.Â
Saya melihat 10 tahun terakhir, Vespa mulai bangkit dan bahkan menjadi cikal lahirnya desain motor baru yang terinspirasi dari Vespa. Bahkan tidak sedikit perusahaan otomotif mendesain vespa matic yang membuat pengguna kian beralih.Â
Sebut saja hadirnya Kymco Like 150i,Sym Attila Venus, Honda Scoopy, Yamaha Fino semakin mewarnai tren vespa di tanah air. Di sekitar saya pun sudah banyak masyarakat yang memiliki motor dengan desain Vespa.Â
Saya personal baru sekali mengendarai Vespa klasik. Itu pun secara tidak sengaja karena vespa teman kuliah mogok dan saya membantu mengendarai sedangkan teman menggunakan motor saya untuk mendorong. Terasa berbeda karena saya belum terbiasa mengendarai vespa.Â
Tahun lalu sempat ada kegiatan Vespa World Day 2022 di Nusa Dua Bali. Kegiatan ini dihadiri pecinta vespa baik dalam negeri hingga luar negeri. Saya melihat sendiri selama beberapa hari, banyak pengendara vespa berlalu lalang.Â
Saya pun sempat ke Pantai Pandawa dan di sana menjadi salah satu titik lokasi acara Vespa World Day. Rasa kagum karena komunitas membawa bendera maupun spanduk identitas. Saya sekilas membaca ada yang berasal dari Cirebon, Malang, Tangerang, Medan, Malaysia, Filipina hingga Australia.Â
Di Bali pun motor desain vespa pun cukup diminati. Saya kerap melihat pengguna yang mengendarai motor dengan desain Vespa modern. Bahkan jika ingin menyewa motor, pemilik motor kerap menawarkan beberapa tipe dan merk motor termasuk jenis Vespa.
Secara umum, pengendara vespa memiliki jaringan komunitas luas dan solid. Diantara beragam komunitas Vespa yang hadir, saya tertarik dengan Vespa "Gembel". Saya kurang paham istilah tren yang menjelaskan komunitas ini namun kerapkali masyarakat menyebut komunitas Vespa modifikasi yang kerap dihiasi sampah botol, plastik dan spanduk sebagai Vespa Gembel.Â
2 hari ini saya melihat sekelompok Vespa Gembel atau Rat Bike di daerah Tabanan, Bali. Kelompok ini terdiri dari 6-8 orang dengan mengendarai 4 vespa modifikasi. Uniknya selama 2 hari saya melihat kelompok ini berkumpul di dekat SPBU.Â
Saya berpikir jika komunitas ini berasal dari luar Bali yang akan menjelajah Bali. Modifikasi Vespa cukup ini sekilas motor didesain sangat ceper. Penuh modifikasi mulai dari stang motor, tempat duduk hingga hiasan.Â
Ciri khas botol plastik bekas masih menjadi aksesoris di motor. Pakaian yang digunakan didominasi warna hitam. Tampak kulit mereka coklat kelam menandakan kerap beraktivitas di bawah matahari.Â
Sayangnya ada momen saya melihat beberapa anggota komunitas sibuk menggalang dana. Ada yang meminta langsung kepada yang lalu lintas asa juga yang meletakkan tulisan mohon support dan bantuan.Â
Aksi ini membuat pikiran saya bercabang. Di satu sisi menyayangkan karena mengindikasikan bahwa kegiatan mereka modal nekat tanpa kematangan persiapan dan dana. Di satu sisi saya juga salut karena dengan keterbatasan tidak menyurutkan hobi mereka untuk berkumpul dan menjelajah.Â
Sampai saat ini masih tersimpan pertanyaan sederhana mengapa banyak komunitas Vespa Rat Bike banyak berkunjung ke Bali.Â
Faktor konsep touring komunitas masih jadi pendukung utama. Di kalangan pecinta otomotif atau komunitas motor, mereka kerap melakukan jelajah atau touring lintas kota maupun provinsi. Memilih Bali sebagai lokasi tujuan touring karena sekalian untuk berwisata.
Ini juga dilakukan komunitas Rat Bike saat ke Bali. Pengendara rela mengendarai motor ratusan kilometer hanya ingin mengunjungi Bali. Tidak jarang kerap terlihat pengendara Rat Bike di jalur provinsi.
Faktor lainnya ada juga pengendara Rat Bike yang sengaja ke Bali untuk merantau. Bagi kalangan ini masih menilai Bali sebagai tempat yang menjanjikan untuk merantau. Banyak lapangan kerja, tingginya jumlah pengunjung wisatawan hingga banyak tempat menarik.Â
Sayangnya alasan ini justru menciptakan masalah sosial tersendiri. Ini yang terasa beberapa kali melihat komunitas Rat Bike justru mengandalkan bantuan masyarakat. Seperti yang saya lihat beberapa hari lalu di salah satu SPBU.Â
Terlepas dari itu, saya cukup salut dengan kesolidan komunitas Rat Bike saat di Bali. Mereka kompak dalam suka dan duka. Pernah ada kejadian 1 motor mengalami masalah di jalan. Anggota komunitas sigap mendorong motor ke tepi jalan agar tidak menyebabkan kemacetan.Â
Mereka saling bantu memperbaiki motor Vespa. Saya yang melihat kagum, meskipun motor modifikasi nyatanya anggota komunitas paham betul tentang sparepart dan elektrikal motor. Kembali lagi kondisi Vespa yang terlihat ringkih dan rentan mengalami hambatan di jalan maka mau tidak mau pengendara harus bisa mengatasi secara mandiri.Â
Suka duka bersama juga tampak dari kebersamaan anggota. Sempat melihat rombongan Vespa Rat Bike berbelanja di salah satu minimarket. Tidak semua masuk ke minimarket namun belanjaan dibagi rata. Mereka terlihat mengatur keuangan dengan bijak bahkan mengutamakan rasa berbagi dan sama rasa sama rata.Â
***
Popularitas motor Vespa di Bali kian meningkat. Ini selain karena mulai menjamurnya pecinta Vespa serta beredarnya motor tipe vespa modern juga didukungnya banyak aktivitas pecinta Vespa di Bali.Â
Komunitas Vespa Rat Bike atau yang kerap disebut Vespa Gembel pun ikut menjadi fenomena sosial. Seperti kata pepatah, Don't judge a book by its cover justru komunitas ini lebih mandiri, bebas dan solid.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H