Terkesan sederhana tapi mengena bagi saya. Terlihat beliau sebisa mungkin mengarahkan mahasiswa bahkan memberikan clue referensi yang perlu dicari. Meskipun masih ada dosen yang merasa cara ini membuat mahasiswa tidak mandiri. Namun bagi beliau, kelulusan mahasiswa bukan hanya mimpi bagi si mahasiswa namun juga keluarga dan orang sekitar.Â
Dosen pembimbing perlu mempertimbangkan sisi mental bimbingannya. Diakui bahwa memang ada karakter mahasiswa yang susah diarahkan, suka kabur saat bimbingan atau mudah putus asa. Namun setidaknya dosen menempatkan diri sebagai sosok orang tua, kakak atau orang dewasa yang bijak.Â
Setidaknya jangan mempersulit seperti susah untuk menyempatkan waktu bimbingan, tidak mau memberi referensi, berputar-putar dalam bimbingan dan sebagainya.Â
Saya ingat sebuah video mahasiswi saat makan bersama keluarga di salah satu tempat makan. Ia menangis karena dosen pembimbing susah ditemui bahkan kerap berpindah lokasi saat dicari. Ia jadi stres karena butuh bimbingan demi kelancaran skripsi.Â
Saya salut dengan dosen semasa S1 di mana para dosen memberi jadwal bimbingan khusus dan selalu standby di jam yang disepakati. Jika ada perubahan jadwal disampaikan baik personal atau informasi di ruangan si dosen.Â
Jika memang dirasa ada mahasiswa yang terkesan menghilang. Tidak ada salahnya peka dan berusaha mencari tahu apakah ada kendala dengan bimbingannya.Â
Saya ingat seorang dosen pernah mengirimkan pesan kepada teman saya menanyakan progres skripsi bahkan beliau mengajak si mahasiswa berdiskusi secara intens. Teman saya begitu terharu karena dosennya begitu perhatian dengan progres skripsinya.Â
# Dukungan Orang Sekitar Sangat Dibutuhkan
Orang tua, sahabat atau mungkin pacar bisa jadi penyemangat tersendiri. Ketika menyadari seseorang tengah terpuruk dengan tugas akhir sebaiknya berusaha menjadi sosok pendengar dan penyemangat dibandingkan menghakimi.Â
Tidak sedikit mahasiswa melakukan aksi tidak diharapkan karena merasa putus asa tidak ada sosok yang memahami kondisi dirinya. Seandainya ada sosok terdekat bisa jadi pendengar dan penyemangat pasti aksi seperti bunuh diri ataupun depresi bisa dicegah.Â
Dulu teman seangkatan sengaja membuat waktu diskusi setiap minggu tujuan untuk sharing, memberi masukan bahkan menjadi pendengar terhadap keluh kesah seangkatan. Efek dari kegiatan ini begitu terasa, setidaknya kita jadi sadar bahwa banyak orang yang peduli dan mengharapkan kelancaran skripsi kita.Â