Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Jangan Buru-Buru Hapus Soal Pilihan Ganda, Pertimbangkan 4 Hal Ini

22 September 2023   17:02 Diperbarui: 22 September 2023   17:14 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usulan penghapusan soal pilihan ganda saat ujian menjadi topik hangat. Usulan ini muncul dari sosok Maudy Ayunda seandainya dirinya menjadi Menteri Pendidikan. 

Saya seakan mengingat kembali jaman masih sekolah dimana dulu kerap dihadapi soal pilihan ganda. Bahkan saat Ujian Nasional pun soal yang diberikan berupa pilihan ganda.

Saya lebih banyak merasakan ujian tertulis saat ujian sekolah, kuis yang diberikan guru atau jika membahas studi kasus. Entah kenapa saya merasa sebaiknya jangan terburu-buru menghapuskan soal pilihan ganda karena ternyata soal tipe ini memiliki beberapa manfaat. 

# Siswa Diuji Berpikir Secara Tepat

Saya ingat saat ujian dengan soal uraian, jika jawaban saya kurang tepat. Adakalanya saya masih bisa mendapatkan nilai dari guru sebagai nilai "upah menulis" Meski nilai tidak besar namun membantu untuk menambah akumulasi nilai ujian. 

Jika jawaban mendekati keinginan guru maka akan semakin tinggi nilai yang di dapat. Namun adakalanya penilaian soal uraian juga dihadapkan pada sisi subyektivitas penilai. 

Contoh sederhana siswa yang tulisannya tidak rapih hingga susah dibaca kerap membuat penilai jadi malas untuk memberi nilai. Sebaliknya jika siswa menulis dengan tulisan rapih dan enak dibaca maka penilai kerap mempertimbangkan nilai khusus pada si siswa. 

Tidak hanya itu tidak semua siswa mampu menuangkan hasil pemikiran dalam bentuk tulisan. Banyak yang sebenarnya paham jawaban namun ketika dituangkan dalam tulisan terkesan jawaban muter-muter, kalimat yang digunakan ambigu atau kurang detail. 

Penilaian subyektif juga bisa terjadi jika si penulis adalah siswa kesayangan. Dulu pernah ada kasus dimana jawaban soal uraian tidak jauh berbeda namun ada pembeda nilai. Munculnya dugaan jika siswa yang mendapatkan nilai lebih tinggi dikenal siswa kesayangan si guru. 

Berbeda jika soal pilihan ganda. Siswa hanya diberi kesempatan untuk menentukan jawaban yang tepat. Meskipun ada opsi jawaban yang mirip namun tetap saja jika bukan jawaban sesungguhnya maka siswa tidak ada pemberian nilai "upah mikir".

Justru dalam kasus ini soal pilihan ganda lebih obyektif dibandingkan uraian karena jawaban yang dikunci hanya 1. Jika jawaban yang dipilih tidak sesuai maka siswa tidak akan mendapatkan nilai. 

# Pilihan Ganda Membantu Pekerjaan Guru

Saya memiliki banyak teman berprofesi sebagai guru. Banyak yang berkeluh kesah beratnya menjadi guru khususnya yang sudah berkeluarga. 

Bangun pagi untuk menyiapkan kebutuhan keluarga sebelum bertugas, di sekolah menghadapi beragam karakter siswa, membuat kurikulum, mengevaluasi tugas siswa, sertifikasi dan sebagainya.

Tidak jarang tugas seperti mengoreksi tugas siswa dilakukan di rumah dan diluar jam kerja. Seandainya semua ujian dilakukan dengan soal uraian dan guru ternyata bertanggungjawab terhadap beberapa mata pelajaran (seperti guru SD) dan mengajar banyak kelas maka sudah pasti mengoreksi atau menilai soal uraian akan menguras waktu dan tenaga. 

Berbanding terbalik jika soal pilihan ganda. Saya kerap melihat guru hanya perlu melubangi kolom jawaban sebagai tanda untuk menilai jawaban siswa. Kolom berlubang sebagai tanda bawa jika terisi jawaban maka siswa menjawab benar. Jika tidak, maka jawaban siswa salah. 

Menilai 40 soal dengan sistem ini tidak membutuhkan waktu 1 menit untuk koreksi 1 jawaban siswa. Berbanding terbalik jika soal uraian mengoreksi 10 soal saja bisa menghabiskan waktu lebih dari 3 menit. Jauh lebih efisien bagi guru untuk menilai jawaban pilihan ganda. 

# Pilihan Ganda Melatih Ketelitian

Saya sendiri merasakan kondisi ini ketika mengerjakan soal matematika dengan pilihan ganda. Mengerjakan matematika tentu membutuhkan konsentrasi dan ketelitian. 


Pilihan ganda menghadirkan beragam jawaban yang cenderung menjebak. Justru ini menjadi tantangan tersendiri. 

Saya kerap mengotak-atik soal matematika dengan rumus yang diajarkan. Ketika sudah menghitung sekian lama ternyata jawaban tidak tersedia di pilihan jawaban. Artinya cara penghitungan atau rumus yang saya gunakan bisa keliru. 

Disinilah saya mencoba memastikan ulang dan benar saja ada kesalahan penghitungan dan barulah jawaban tersedia di salah satu kolom jawaban. Bandingkan jika soal berbentuk uraian pasti saya sudah percaya diri menjawab namun tanpa disadari jawaban saya salah. 

Pengalaman lain juga dirasakan saat mengikuti tes CPNS beberapa tahun lalu. Terdapat Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) yang menggunakan soal pilihan ganda. 

Banyak sekali jawaban yang terlihat mirip namun disinilah ketelitian diuji. Soal pilihan ganda memberikan kita kesempatan untuk mengkroscek kembali jawaban yang dimiliki. Kondisi yang belum tentu dilakukan jika soal berbentuk uraian. 

# Soal Uraian Kurang Tepat Untuk Anak Usia Pertumbuhan

Bagi saya usia awal sekolah jika langsung diberikan soal uraian maka kerap membingungkan saat menjawab. Anak usia kelas 1-2 lebih mudah diarahkan untuk menjawab soal pilihan ganda. 

Saya kerap tersenyum bahkan tertawa ketika membaca postingan jawaban nyeleneh anak SD saat diberi soal pertanyaan uraian. 

Jawaban Lucu Anak SD | Sumber IDN Times
Jawaban Lucu Anak SD | Sumber IDN Times

Salah satu pertanyaan terkait tugas ibu di rumah ternyata muncul beragam jawaban nyeleneh seperti main Tiktok, tiduran hingga bergosip. Tentu jawaban ini akan kurang tepat dari yang diharapkan. 

Anak usia dini kerap menjawab sepahaman mereka tanpa melakukan analisa. Wajar jika memberikan pertanyaan uraian akan memunculkan jawaban-jawaban yang tidak sesuai. 

Soal uraian lebih tepat digunakan bagi pelajar remaja hingga mahasiswa. Ini karena pemahaman mereka sudah baik dan bisa menganalisa sesuatu lebih cermat. 

***

Usulan penghapusan soal pilihan ganda memang penuh pro dan kontra. Di satu sisi soal uraian dianggap mampu meningkatkan kemampuan dan daya analisa siswa namun disatu sisi soal pilihan ganda juga bisa lebih efektif dan mudah diterapkan pada anak usia dini.

Bagi saya jangan terburu-buru menghapus soal pilihan ganda. Karena tanpa disadari ada manfaat lebih dari soal pilihan ganda di sekolah. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun