Saya kerap mengotak-atik soal matematika dengan rumus yang diajarkan. Ketika sudah menghitung sekian lama ternyata jawaban tidak tersedia di pilihan jawaban. Artinya cara penghitungan atau rumus yang saya gunakan bisa keliru.Â
Disinilah saya mencoba memastikan ulang dan benar saja ada kesalahan penghitungan dan barulah jawaban tersedia di salah satu kolom jawaban. Bandingkan jika soal berbentuk uraian pasti saya sudah percaya diri menjawab namun tanpa disadari jawaban saya salah.Â
Pengalaman lain juga dirasakan saat mengikuti tes CPNS beberapa tahun lalu. Terdapat Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) yang menggunakan soal pilihan ganda.Â
Banyak sekali jawaban yang terlihat mirip namun disinilah ketelitian diuji. Soal pilihan ganda memberikan kita kesempatan untuk mengkroscek kembali jawaban yang dimiliki. Kondisi yang belum tentu dilakukan jika soal berbentuk uraian.Â
# Soal Uraian Kurang Tepat Untuk Anak Usia Pertumbuhan
Bagi saya usia awal sekolah jika langsung diberikan soal uraian maka kerap membingungkan saat menjawab. Anak usia kelas 1-2 lebih mudah diarahkan untuk menjawab soal pilihan ganda.Â
Saya kerap tersenyum bahkan tertawa ketika membaca postingan jawaban nyeleneh anak SD saat diberi soal pertanyaan uraian.Â
Salah satu pertanyaan terkait tugas ibu di rumah ternyata muncul beragam jawaban nyeleneh seperti main Tiktok, tiduran hingga bergosip. Tentu jawaban ini akan kurang tepat dari yang diharapkan.Â
Anak usia dini kerap menjawab sepahaman mereka tanpa melakukan analisa. Wajar jika memberikan pertanyaan uraian akan memunculkan jawaban-jawaban yang tidak sesuai.Â
Soal uraian lebih tepat digunakan bagi pelajar remaja hingga mahasiswa. Ini karena pemahaman mereka sudah baik dan bisa menganalisa sesuatu lebih cermat.Â