Secara umum, film ini saya anggap memiliki kisah cerita yang bagus. Penulis cerita menempatkan ketegangan di porsi awal, tengah dan akhir sehingga membuat penonton tetap merasakan ketakutan yang sama.Â
The Nun II yang mengunakan latar kehidupan gereja Katholik juga menarik perhatian saya. Apalagi ketika sepasang penonton yang duduk di samping saya mempertanyakan siapa itu Santa Lucia yang dikisahkan dalam film ini.Â
Sebagai umat Katholik, saya sedikit banyak mengetahui tentang beberapa scene dalam cerita seperti ilustrasi misa ekaristi yang diceritakan pada awal cerita, kaitan antara anggur dengan darah kristus, peran pelayan altar yang ditampilkan menjadi korban Valak hingga Santa Lucia.Â
Wajar sepasang kekasih ini tidak terlalu tahu detail karema mayoritas masyarakat Bali beragama Hindu. Berkaca pada rasa penasaran inilah saya tertarik berbagi informasi sedikit tentang seputar gereja Katholik yang dikisahkan pada film The Nun II.
# Santa Lucia Dalam Gereja Katholik
Umat Katholik menghormati orang beriman yang semasa hidup digunakan untuk melayani sesama dan Tuhan. Bahkan tidak jarang karena imannya ini, mereka mengalami hal buruk seperti pengucilan, pengurungan hingga dibunuh karena iman mereka.Â
Informasi kisah hidup orang beriman ini akan dikumpulkan dan diverifikasi oleh Vatikan dimana jika dianggap layak maka orang beriman laki-laki akan disebut Santo dan orang beriman wanita akan disebut Santa.
Inilah mengapa ketika dibaptis, umat Katholik akan menambahkan nama Santo/Santa di depan nama asli agar kita bisa meneladani kisah hidup orang beriman ini.Â
Santa Lucia menjadi salah satu orang beriman yang dihormati dalam gereja Katholik. Menurut sumber gereja, Santa Lucia lahir di akhir abad ketiga di Syracuse, pulau Sicilia. Semasa hidup, Santa Lucia berikrar bahwa dirinya akan tetap menjadi perawan dan ingin melayani Tuhan.Â