Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Skripsi Justru Membawa Banyak Manfaat

2 September 2023   20:50 Diperbarui: 3 September 2023   19:05 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nadiem Makarin selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menyampaikan aturan bahwa skripsi tidak lagi menjadi syarat wajib untuk kelulusan di bangku sarjana. Namun ketika saya membaca beberapa artikel terkait hal ini, ada penekanan khusus bahwa pembebasan skripsi dikembalikan pada aturan tiap kampus. 

Melalui kebijakan ini skripsi dapat dialihkan pada pembuatan prototype, proyek bersama ataupun lainnya. Tentu ada beragam pertimbangan munculnya kebijakan ini. Saya melihat terobosan ini agar mahasiswa tidak terjebak pada skripsi yang kerap menjadi momok menakutkan. 

Saya sudah merasakan bagaimana skripsi memang menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa. Banyak waktu, tenaga, dana dan mental yang tercurah. Mulai susah mencari topik, teori/konsep yang sesuai, kondisi di lapangan hingga bimbingan. 

Kondisi ini tidak langsung membuat saya setuju jika skripsi langsung dihapuskan. Justru saya melihat ada beragam manfaat dari pengerjaan skripsi yang dirasakan selepas kuliah. Apa saja itu? 

# Lulusan Sarjana Punya Bekal Penelitian

Ini merupakan manfaat penting ketika kita mampu menyelesaikan skripsi. Ada bekal lebih yaitu kita mampu mengimplementasikan ilmu selama kuliah dalam sebuah penelitian. 

Selama 3 tahun kuliah, kita akan dibekali dengan beragam teori, konsep, masalah dan kajian tertentu. Saya bahkan pernah sampai stres saat di semester 1-3 karena materi kuliah begitu padat dan baru bagi saya. Namun justru itulah manfaat kuliah yaitu mendapatkan ilmu baru yang dicetuskan atau dihasilkan oleh peneliti/akademisi sebelum kita. 

Mahasiswa Yang Tengah Membaca Referensi Untuk Mendapatkan Informasi | Sumber Situs Zona Mahasiswa
Mahasiswa Yang Tengah Membaca Referensi Untuk Mendapatkan Informasi | Sumber Situs Zona Mahasiswa

Sangat disayangkan ketika kita sudah mendapatkan banyak ilmu, teori ataupun konsep hanya sebatas keilmuan tanpa praktek. Adanya skripsi maka menjadi media kita menguji pemahaman kita selama kuliah. 

Contoh saat saya dulu mengambil kuliah ilmu hubungan internasional, saya belajar tentang konflik, kerjasama, kepentingan, perubahan lingkungan global, ekonomi global dan sebagainya. Akhirnya saya menemukan ketertarikan menganalisa kerjasama diantara negara-negara tepian sungai Nil. 

Ternyata saat pengerjaan skripsi justru mengasah kemampuan analisa dan menguji teori yang sempat dipelajari. Alhasil saya bersyukur bisa melakukan penelitian yang sesuai dengan keilmuan dalam bentuk skripsi. 

Bagi yang ingin melanjutkan kuliah S2 khususnya melalui jalur beasiswa. Biasanya ada syarat memaparkan penelitian yang pernah dilakukan. Ada pula dunia kerja yang ingin menggali topik skripsi kandidat. Ini karena bisa jadi topik skripsi menjadi nilai lebih dan sejalan dengan dunia kerja yang dilamar. 

# Skripsi Melatih Keterampilan Menulis dan Daya Analisis

Skripsi terdiri dari berpuluh-puluh halaman bahkan bisa mencapai ratusan halaman. Menulis dalam jumlah tersebut bukanlah perkara mudah. Perlu latihan dan wawasan luas agar bisa menulis secara baik. 

Nilai lebih dari skripsi adalah membuat kita bisa berpikir secara sistematis, mencoba mencari masalah unik, menjelaskan masalah dengan detail dan tentu saja mencoba mencari tahu masalah tersebut sesuai teori/konsep.

Skripsi Membuat Mahasiswa Kian Kritis dan Berwawasan | Sumber Situs Parapuan.co
Skripsi Membuat Mahasiswa Kian Kritis dan Berwawasan | Sumber Situs Parapuan.co

Sangat dikhawatirkan jika mahasiswa tidak terbiasa menulis ilmiah, kemampuan menulis dan analisa menjadi lemah. Saya pernah membandingkan isi makalah antar teman yang suka menulis karya tulis dengan yang belum pernah menulis karya ilmiah selama kuliah. 

Tulisan yang suka menulis karya ilmiah sangat rapih, mudah dipahami bahkan banyak informasi yang didasarkan pada sumber valid. Berbeda dengan makalah dari teman yang tidak pernah menulis karya ilmiah. Isi tulisan ngalur kidul, topik terlalu melebar bahkan lebih banyak menuliskan gagasan pribadi yang subyektif. 

Mahasiswa yang tengah mengerjakan skripsi akan berusaha banyak membaca buki, jurnal ataupun penelitian sebelumnya untuk mendukung data atau argumen. Apa yang disampaikan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bahkan mahasiswa bisa mendapatkan informasi baru dari membaca. 

# Skripsi Membentuk Karakter Mahasiswa

Jika ada anggapan bahwa skripsi hanya menjadi beban jangan salah justru skripsi mampu membentuk karakter mahasiswa. Ini setidaknya yang saya dan beberapa teman rasakan. 

Karakter disiplin diri dan waktu. Mengerjakan skripsi itu butuh konsistensi. Jika kita bisa konsisten sebenarnya skripsi bisa terselesaikan dalam 1 semester. Ini sudah dibuktikan oleh beberapa teman dan kenalan. 

Saya ingat dulu saat mengerjakan skripsi saya jadi lebih rajin membaca, bangun pagi dan menerapkan deadline. Ketika bangun tidur saya kerap langsung membuka laptop untuk garap skripsi, ada waktu senggang digunakan membaca jurnal dan mematuhi deadline skripsi yang dibuat. 

Karakter kebersamaan pun ikut terbentuk. Saya ingat dulu saya dan teman angkatan sampai membuat kelompok skripsi dimana tiap minggu berkumpul saling sharing, menyampaikan progres bahkan memberi dukungan satu dengan lainnya. 

Kebersamaan satu angkatan kian erat. Ada yang dulu semasa kuliah jarang berinteraksi justru saat kumpul skripsi jadi lebih saling kenal. Uniknya bahkan sempat muncul benih-benih cinta di angkatan karena intens bertemu dan saling support. 

# Kemampuan Bahasa Inggris Meningkat

Ini adalah manfaat lain yang dirasakan saat mengerjakan skripsi. Dulu di jurusan saya mewajibkan sumber referensi minimal 10 artikel dari jurnal/buku asing. Perlahan kemampuan bahasa inggris jadi meningkat. 

Kosakata yang dulu asing menjadi lebih familiar. Istilah akademisi dalam bahasa asing juga kian bertambah. Jangan heran ketika ada syarat nilai uji bahasa inggris sebagai syarat lulus kuliah. Kami bisa mendapatkan nilai yang cukup untuk syarat pengajuan kelulusan. 

Ada universitas yang mensyaratkan mahasiswa mempublish hasil skripsi di jurnal terakreditasi/internasional. Tentu kita akan kian percaya diri saat mencoba mempublish hasil di jurnal internasional karena kemampuan menulis dalam bahasa inggris yang sudah baik. 

***

Kebijakan pembebasan skripsi telah menimbulkan Pro dan Kontra. Pembebasan skripsi tentu memudahkan mahasiswa untuk lulus tanpa terbebani penulisan skripsi yang bisa menghabiskan waktu lama. 

Entah kenapa saya melihat pengerjaan skripsi justru memberi banyak manfaat yang justru dirasakan setelah skripsi selesai. Inilah yang saya rasakan setelah lulus kuliah. Namun kembali lagi pada aturan tiap kampus terkait skripsi sebagai tugas akhir. Semoga ada atau tidaknya skripsi bisa tetap membuat mahasiswa jadi agen perubahan di tanah air. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun