Bisa saja pengeluaran 1 pelanggan di Coworking Cafe setara 4-5 pelanggan di cafe biasa. Ada cafe yang juga menawarkan ruangan kerja atau meeting khusus hitungan jam. Harganya diluar makanan dan minuman yang dipesan atau ada minimum spend membuat keuntungan cafe bisa tinggi.Â
# Menjalin Koneksi Baru
Mengingat Coworking Cafe dikunjungi banyak pelanggan berstatus pekerja. Otomatis bisa terjalin interaksi antar pengunjung yang membuka koneksi.Â
Contoh sederhana kerap terjadi tukar informasi antar WNA terkait hobi, pengalaman di Bali, lokasi menarik di Bali, atau dalam urusan bisnis. Dari hal sepele seperti saling menyapa di tempat umum kemudian mengobrol hal khusus dan akhirnya menjadi lebih akrab.
Saya ingat teman semasa kuliah saya tipe hobi mengobrol dengan orang baru di tempat nongkrong, cafe atau pun tempat wisata. Tujuan mengobrol selain melepas suasana boring, mencari teman dan bahkan sering mendapatkan partner bisnis.Â
Ini karena teman saya sebagai international marketer produk kayu sehingga membutuhkan relasi dari orang asing terkait potensi pasar atau pengusaha lokal. Hubungan ini bisa terjalin karena didukung suasana, momen dan tempat yang tepat.Â
***
Pola kerja sistem work from home atau WFH menjadi faktor pendukung munculnya Coworking cafe di Bali. Ini karena wisatawan nusantara maupun asing banyak yang berstatus WFH dan membutuhkan tempat nyaman dengan fasilitas pendukung.Â
Pemilihan Bali pun dilatarbelakangi keinginan wisatawan bisa kerja sambil berwisata. Apakah sobat Kompasiana tertarik WFH di Bali juga?Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--