Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Dilema Bali dalam Bayang-bayang Rabies

3 Juli 2023   22:21 Diperbarui: 5 Juli 2023   02:34 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda Anjing Terkena Rabies | Sumber Dinkes Sulteng

Beberapa saat lalu kita dihebohkan dengan video seorang anak perempuan tengah meronta-ronta di sebuah puskesmas atau rumah sakit. Ia bahkan merasa ketakutan dan histeris ketika diberikan air minum. 

Kondisi ini merupakan gejala seseorang tertular rabies. Dari narasi video dikatakan jika si anak perempuan sempat digigit anjing peliharaannya. Namun pihak keluarga seakan tidak menyadari jika si anak terinfeksi rabies hingga diinformasikan si anak harus meninggal dunia. 

Mendengar dialog dalam video diketahui jika kejadian ini terjadi di Bali. Tidak dipungkiri di Bali banyak terdapat anjing baik yang dipelihara ataupun tumbuh secara liar. Anjing, kucing, kera, kelelawar maupun hewan berdarah panas lainnya dianggap sebagai media penularan virus ini. 

Merujuk pada data dari Nyoman Gede Anom selaku Kepala Dinas Kesehatan Bali menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2023 terdapat 19.035 kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) yang menimpa masyarakat di Bali. Sebanyak 300 warga dinyatakan positif rabies dan empat orang meninggal dunia.  

Diinformasikan pula bahwa dari 4 orang tersebut 1 korban berasal dari Kabupaten Buleleng, 2 orang dari Kabupaten Jembrana dan 1 orang dari Kabupaten Badung (Sumber Klik Disini). Ini menandakan bahwa Bali tengah dibayangi-bayangi penyebaran rabies.

Setidaknya ada 2 faktor yang membuat hal ini bisa terjadi

Faktor pertama, masih minimnya kesadaran masyarakat akan perawatan hewan peliharaan. Bagi masyarakat pecinta hewan di Bali sudah mulai peduli terhadap kesehatan hewan peliharaan. 

Biasanya terjadi pada masyarakat dengan latar pendidikan baik, memahami betul seputar kesehatan pasti akan melakukan vaksin kepada hewan peliharaan termasuk vaksin rabies. Mereka menempatkan hewan peliharaan sebagai bagian dari keluarga sehingga sangat peduli sehingga tidak ragu untuk mengeluarkan dana demi menjaga kesehatan hewan peliharaan. 

Namun masyarakat di pedesaan cenderung menempatkan anjing sebagai penjaga rumah atau murni sebagai hewan peliharaan. Mengingat harga vaksin hewan cukup menguras kantong serta masih ada anggapan bahwa hewan peliharaan memiliki antibodi bagus untuk menangkal semua penyakit sehingga terkesan cuek. 

Anjing Liar Yang Kerap Ditemukan Di Tempat Wisata di Bali | Sumber IDN Times
Anjing Liar Yang Kerap Ditemukan Di Tempat Wisata di Bali | Sumber IDN Times

Faktor kedua, banyaknya anjing liar yang tidak terawat. Hal memprihatinkan masih ada di sekitar saya yang merawat anjing ketika masih kecil. Ini karena anjing kecil terlihat menggemaskan. Sayang ketika sudah beranjak dewasa, si pemilik mulai cuek dan akhirnya menelantarkan. 

Selain itu anjing termasuk hewan yang bisa berkembang biak dengan cepat. Anjing betina bisa melahirkan 6-10 anak setiap reproduksi. Ketika jumlah anjing bertambah dengan cepat, tidak jarang si pemilik mulai kewalahan. 

Akhirnya ada yang diberikan pada orang lain atau dibuang. Anjing-anjing yang terabaikan inilah yang kerap menimbulkan masalah karena tidak terawat dengan baik. Anjing liar kerap mengidap cacingan, penyakit kulit, lumpuh karena tertabrak hingga terkena rabies. 

Di denpasar diperkirakan populasi anjing sebesar 90 ribu anjing liar dan mayoritas justru masuk sebagai anjing liar atau anjing tak bertuan. Tentu saja ini miris mengingat anjing liar hidup berdampingan dengan masyarakat. 

Apa yang bisa kita lakukan? 

Saya yang kini tinggal di Bali juga ikut was-was jika melihat anjing liar. Kadang sikap hewan ini tidak tertebak. Bisa cukup tenang namun sering agresif bahkan mengejar kita yang ada di dekat si anjing. 

Tanda Anjing Terkena Rabies | Sumber Dinkes Sulteng
Tanda Anjing Terkena Rabies | Sumber Dinkes Sulteng

Kita perlu memahami tanda-tanda apakah anjing atau hewan di sekitar kita apakah menunjukan gejala rabies. Contoh jika hewan tampak agresif dengan menggigit apa saja baik benda atau orang, mengeluarkan air liur berlebihan, takut suara ataupun takut air maka cara terbaik untuk menghindar dan melaporkan kepada pihak terkait seperti petugas Dinkes, pecalang, ataupun komunitas hewan. 

Anjing yang Tampak Agresif | Sumber Antara News
Anjing yang Tampak Agresif | Sumber Antara News

Jangan sampai kita cuek jika menyadari ada hewan yang menunjukan gejala rabies. Ini agar hewan dapat diamankan, diberikan perawatan serta menghindari adanya korban. Ketika hewan ini dapat ditangani lebih awal maka kita ikut berkontribusi memutus rantai penularan rabies. 

Salah satu kerabat kini menjadi relawan perawatan anjing liar. Jika menemukan anjing liar dengan kondisi memprihatinkan, ia akan segera membawa anjing tersebut ke pusat penangkaran. Bahkan komunitasnya sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah dan dokter hewan sehingga anjing liar banyak yang diberikan vaksin secara gratis. 

Cara antisipasi lain, jika ingin memiliki hewan peliharaan pastikan apakah sudah siap merawat. Jangan sampai menjadi orang yang menelantarkan si hewan ketika sudah bosan atau sudah tidak mampu merawat. 

Memelihara anjing memang ada keseruan tersendiri karena seakan ada teman bercanda. Namun lebih bijak jika kita menahan diri untuk memelihara jika kita termasuk orang yang bosan, mudah kesal dengan perilaku anjing yang kadang bertingkah diluar kendali, atau tidak kuat secara finansial dalam merawat. 

***

Jika kita berkunjung ke Bali maka akan mudah menemukan anjing baik yang terpelihara dengan baik maupun yang tumbuh tanpa tuan. Anjing tanpa tuan atau liar ini menjadi ancaman tersendiri karena populasi kian bertambah dan rentan penyakit termasuk rabies.

Kasus yang menimpa anak perempuan di Bali yang viral bisa jadi pembelajaran bahwa kita harus peduli terhadap kesehatan hewan dan ikut berkontribusi memutus penularan rabies. Cara yang dapat dilakukan dengan melaporkan hewan yang terduga memiliki gejala rabies dan menjaga hewan peliharaan sebaik mungkin. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun