Beberapa hari lalu saya menonton video yang cukup menyita perhatian saya. Seorang ibu merasa kesulitan menghadapi anaknya yang tantrum di dalam KRL.Â
Tantrum sendiri dinyatakan sebagai kondisi anak yang menunjukkan ledakan emosi atau kemarahan dan frustrasi secara tidak terkendali. Aktivitas anak yang mengalami tantrum dapat berupa teriakan, tendangan, ataupun berguling-guling di lantai (Sumber klik disini).Â
Seorang petugas KRL hingga menghampiri si ibu dan meminta si ibu menenangkan si anak di stasiun terdekat. Alhasil si ibu membawa si anak keluar dari KRL dan terlihat si ibu berusaha tetap menenangkan si anak.Â
Video ini memunculkan pro dan kontra. Bagi yang Pro menyatakan bahwa aksi petugas KRL sudah tepat karena berusaha menjaga kenyamanan penumpang lain di dalam KRL. Selain itu si anak mungkin tidak merasa nyaman dengan suasana dalam KRL sehingga si ibu bisa menenangkan si anak diluar KRL.Â
Bagi yang kontra melihat bahwa petugas tidak memiliki rasa empati atau masyarakat melihat si ibu harus menenangkan si anak dan juga menunggu KRL berikutnya sehingga akan menguras waktu dan tenaga.Â
Jujur saya pernah berada di posisi seperti di atas. Ketika di dalam kereta jarak jauh, seorang penumpang anak kecil di gerbang sama menunjukan kondisi tantrum. Ia menjerit, menangis dan seakan bertindak yang susah diatur.Â
Orang tuanya sudah berupaya menenangkan si anak namun disisi lain ada banyak penumpang merasa tidak nyaman karena butuh keheningan untuk beristirahat. Apalagi saat itu perjalanan malam hari.
Mengatasi gejala anak tantrum di area publik, kita dapat melakukan siasat jitu sebagai berikut.Â
# Bawa Alat atau Media Kesukaan Anak
Anak mengalami tantrum biasanya disebabkan karena si anak tidak merasa nyaman, bosan atau tidak ada hal menarik baginya. Disini orang tua bisa membantu alat atau media yang dianggap menarik atau kesukaan si anak.Â
Misalkan orang tua membawa Puzzle gambar menarik. Ketika di area publik misalkan di Kereta atau ruang tunggu, anak bisa memiliki kesibukan tersendiri dengan memainkan puzzle tersebut. Orang tua bisa ikut membantu anak menyusun puzzle sehingga anak tidak merasa bosan.Â
Cara lain dengan menyimpan permainan, video atau film menarik di gadget. Ketika si anak sudah mulai bosan, anak bisa menonton atau bermain gadget. Tidak masalah baterai gadget cepat habis selagi anak bisa berlaku tenang dan tidak memusingkan orang tua.Â
Jika anak punya benda favorit seperti boneka, dot minuman atau apapun. Tidak ada salahnya dibawa agar si anak nyaman dan tidak rewel saat di area publik.Â
# Latih Anak Berkomunikasi Dua Arah
Saya pernah menonton tindakan bijak orang tua dalam menghadapi anak tantrum. Orang tua tidak langsung menuruti keinginan anak agar mau diam. Ternyata ini bisa memberi dampak psikologis kurang baik karena anak merasa dengan menangis atau rewel, orang tua akan menuruti keinginannya.Â
Orang tua justru melatih anak dengan komunikasi 2 arah.Â
"Nangis aja nanti kalau udah puas nangisnya, kasih tahu bunda/ayah ya"
Respon ini mengajarkan anak untuk mengekspresikan perasaan karena menangis adalah bagian dari ekspresi perasaan. Ketika si anak mulai merasa lelah maka ia pun nantinya akan berhenti secara sendiri.Â
Orang tua melatih anak untuk bisa mengontrol diri. Ketika hal ini sudah terbentuk maka akan cukup mudah menenangkan si anak ketika berada di area publik.Â
# Memberikan Apresiasi
Anak suka diberikan apresiasi atau hadiah atas pencapaian yang dilakukan. Ini bisa digunakan untuk menenangkan si anak.Â
- "Kakak kalau nangisnya gak lama nanti ayah ajak main ke rumah nenek"
- "Kalau dedek tenang gak rewel lagi nanti kita ke pasar malam"
- "Anak mama cantik banget kalau lagi gak nangis"
- Good job anak mama udah berhenti nangisnya
Pemberian apresiasi ini bisa membuat si anak berupaya untuk memenuhi harapan orang tua. Tidak jarang saya melihat orang tua berhasil menerapkan cara ini.Â
Uniknya si anak justru berhenti rewel dan mengkonfirmasi kembali apresiasi atau reward yang disampaikan orang tuanya. Terlihat lucu ketika si anak yang semula rewel berubah diam karena ingin mendapatkan apresiasi dari orang tua.Â
# Meningkatkan Aktivitas Si Anak
Ketika si anak berada di lingkungan asing dalam durasi lama misalkan di dalam kereta, bus atau pesawat maka orang tua bisa mensiasati anak untuk beraktivitas lebih banyak agar si anak menguras tenaga lebih banyak.Â
Saya pernah melihat seorang kerabat mengajak anaknya bermain petak umpet atau lari-larian disekitar rumah sebelum pergi jauh dengan kendaraan umum. Ternyata ketika sudah berada di kendaraan umum, si anak menjadi capek dan memilih untuk tidur selama perjalanan.Â
Ini karena dirinya tidak memiliki tenaga ekstra untuk beraktivitas lagi selain istirahat. Apalagi anak kecil sangat mudah tertidur ketika dirinya merasa lelah. Cara ini cukup ampuh karena anak lebih tenang karena waktu digunakan untuk istirahat.Â
***
Menenangkan anak tantrum susah-susah gampang. Terasa susah jika tidak terbiasa menghadapi emosi si anak dan bisa gampang jika sudah punya trik menenangkan si anak.Â
Harapannya apa yang saya tulis di atas bisa menjadi tambahan cara untuk menenangkan si anak. Ini karena tindakan tantrum si anak selain membuat pusing orang tua juga berpotensi menganggu kenyamanan orang sekitar.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H