Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rukun Kematian, Ringan Biayanya Besar Manfaat bagi Umat Katholik

15 Juni 2023   17:03 Diperbarui: 16 Juni 2023   07:03 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas Indra, untuk rukun kematian nanti di awal dikenakan 30 ribu rupiah per kepala. Di bulan ke dua dan berikutnya hanya dikenakan 2 ribu rupiah per kepala." Info dari ketua stasi. 

Personal iuran ini terjangkau artinya jika hanya suami istri, maka cukup membayar 60 ribu di awal dan berikutnya 4 ribu rupiah. Jika ada anak atau orang tua, cukup menambahkan sesuai aturan. Tidak terlalu memberatkan. 

Saya iseng bertanya, apa saja yang ditanggung dalam rukun kematian ini. Ternyata apa yang diterima tergolong banyak mulai lahan pemakaman, peti mati, sewa ambulance hingga prosesi upacara kematian yang semuanya gratis. 

Wow, banyak juga ya. Pikir saya dalam hati. Padahal iurannya tidak besar tapi yang diterima jika di kalkulasi bisa mencapai belasan juta jika ada warga yang meninggal. 

Pertanyaan saya kembali mendetail, bagaimana seandainya ada warga yang baru bergabung tapi ternyata meninggal dunia. Padahal iurannya baru berjalan hitungan bulan atau beberapa tahun. Tentu iuran tidak akan mencukupi biaya pemakaman. 

Prosesi Pemakaman Umat Katholik | Sumber Kumparan.com
Prosesi Pemakaman Umat Katholik | Sumber Kumparan.com

Inilah fungsi dari iuran tersebut yang bisa dikatakan bersifat saling membantu. Misalkan jumlah umat di gereja ada 1.000 orang, maka dengan iuran bulanan 2 ribu per orang/bulan, maka sudah terkumpul 2.000.000 per bulan. 

Khusus gereja di tempat saya tinggal, sudah memiliki lahan pemakaman sendiri sehingga meringankan bagi umat yang tengah berduka. Bisa dibayangkan jika gereja baru membeli lahan pemakaman di zaman sekarang khususnya di Bali. 

Harga tanah 1 are saja sudah mencapai 150-300 juta di lokasi yang bukan akses utama. Harga bisa berkali-kali lipat jika di dekat kota ataupun daerah pariwisata. Apalagi lahan pemakaman membutuhkan ratusan are atau bahkan hektare mempertimbangkan banyak sedikitnya umat yang terdaftar. 

Ada juga umat baik hati yang mewakafkan/menyumbangkan tanah miliknya diberikan pada gereja untuk area pemakaman. Hal ini sangat membantu gereja karena tidak perlu membeli lahan yang harganya mahal. 

Warga yang tidak mampu (kurang secara finansial, yatim piatu, janda, atau kondisi tertentu tidak bisa membayar iuran warga) juga diberikan hak khusus. Warga katholik tidak mampu pun akan mendapatkan perlakuan sama karena rukun kematian digunakan untuk membantu umat yang tengah berduka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun