Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tetap Waspada Selepas Mudik, Hal Sepele tapi Rentan Resiko

25 April 2023   11:35 Diperbarui: 25 April 2023   11:36 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepadatan Kendaraan Saat Mudik | Sumber Tribunnews

Jika seminggu lalu kota besar mulai lenggang karena banyak kaum perantau mudik. Disisi lain pelabuhan, stasiun  hingga terminal penuh sesak oleh aktivitas pemudik. Kini suasana hampir mirip juga sudah mulai terjadi. 

Suasana mempersiapkan arus balik dari para pemudik yang kembali ke kota perantauan. Saya melihat postingan teman-teman yang merayakan lebaran di kampung halaman kini sudah sibuk menyiapkan diri untuk balik. 

Sejatinya kita harus tetap waspada ketika menjelang arus balik. Justru banyak resiko yang kerap menghantui para masyarakat yang berniat balik ke kota. Apa hal yang patut diantisipasi? 

# Hindari Membawa Barang Berlebihan

Entah kenapa ketika balik dari kampung halaman, jumlah barang bawaan bisa meningkat drastis. Uniknya barang bawaan banyak berupa hasil bumi atau kenang-kenangan dari kerabat di desa. 

Berkendaraan Dengan Membawa Banyak Barang | Sumber Liputan6.com
Berkendaraan Dengan Membawa Banyak Barang | Sumber Liputan6.com

Saya pernah melihat keluarga yang saat balik justru terlihat membawa sekarung beras, pisang, sayur-sayuran dan sebagainya. Hal wajar karena biasanya di desa mayoritas masyarakat bekerja di sektor pertanian sehingga oleh-oleh kerap diberikan dalam bentuk hasil bumi. 

Ada yang diberikan oleh orang tua, kerabat hingga tetangga. Ada rasa sungkan untuk menolak namun disisi lain ini bisa jadi masalah saat balik dari desa. 

Pemudik yang terdiri dari suami, istri dan anak menggunakan motor. Berkendaraan bertiga dengan motor saja terasa kurang ada ruang gerak. Justru kini ditambah segudang barang bawaan dari kampung halaman. Alhasil suami mengemudi dengan rasa tidak nyaman atau bahkan badan jadi sakit karena tidak mendapatkan tempat duduk yang nyaman. 

# Pastikan Kondisi Fisik Prima

Mengingat kita jarang kumpul bersama dengan keluarga besar biasanya ada saja aktivitas yang dilakukan. Misalkan mengobrol hingga larut malam, begadang atau beraktivitas yang mengeluarkan banyak tenaga. 

Balik Mudik Dengan Motor | Sumber Beritasatu.com
Balik Mudik Dengan Motor | Sumber Beritasatu.com

Apalagi di situasi ramai kadang tidur pun tidak senyaman di rumah sendiri. Anak kecil masih ribut pada malam hari, tidur berdempet-dempetan atau mendengar suara mendengkur yang membuat kita susah tidur.

Pastikan fisik tetap prima saat balik dari kampung. Jangan sampai karena kondisi tubuh tidak prima, terjadi hal yang tidak diinginkan semisal mengantuk saat berkendara. Ini bisa memicu kecelakaan di jalan. 

# Siapkan Mental Lebih Kuat

Jika saat mudik biasanya kita masih terbawa suasana ramadhan. Menjaga rasa emosi lebih mudah karena mengingat sedang berpuasa. Khawatir rasa emosi membuat pahala puasa berkurang. 

Sebaliknya ketika selepas lebaran, bisa jadi kita jadi mudah terpancing karena hal sepele. Ini karena fisik sudah capai, stres karena masa liburan akan usai atau bingung karena uang tabungan sudah menipis. 

Khawatir misalkan di jalan tersenggol oleh orang lain, kita langsung emosi. Terjebak macet di jalan langsung main klakson, atau langsung marah-marah ketika ada kejadian yang membuat diri kesal. 

Justru kita harus menyiapkan mental lebih saat selepas lebaran karena godaan duniawi mulai bermunculan. Hal yang harus diantisipasi sedari awal. 

# Pastikan Kendaraan Laik Jalan

Ini sangat penting dan kerap disepelekan bagi pemudik. Padahal jarak tempuh yang jauh membuat kendaraan butuh perawatan ekstra. Contoh jarak tempat tinggal ke kampung halaman sejauh 200 kilometer. Berarti kendaraan kita setidaknya akan menempuh 400 kilometer selama mudik. Ini bisa bertambah seandainya kendaraan juga digunakan untuk mobilitas di kampung. 

Sebaiknya ada beberapa hal yang perlu dikroscek apakah kendaraan kita masih layak untuk perjalanan balik. Mulai kondisi ban, lampu, klakson, rem, kampas rem, kopling dan sebagainya. 

Jangan menyepelekan hal ini atau berpikir toh saat dipakai ke kampung masih baik-baik saja. Cara berpikir ini membuat kita lengah. Padahal kendaraan yang tidak laik jalan bisa mengancam keselamatan kita di jalan. Bahkan tidak hanya bisa merugikan diri sendiri tapi juga pengendara lain. 

Tingginya Angka Kecelakaan Pada Arus Balik | Sumber Viva Jatim
Tingginya Angka Kecelakaan Pada Arus Balik | Sumber Viva Jatim

Merujuk pada artikel di atas maka jangan disepelekan perawatan armada saat arus balik. Tidak ada salahnya dibawa ke bengkel terdekat untuk diservis agar perjalanan balik juga aman. 

***

Saat ini arus balik sudah tergolong tinggi maka sebaiknya kita tetap mawas diri. Seringkali ada faktor eksternal yang justru membuat kita jadi lengah. Harapan tetap aman dan tanpa terkendala pada saat balik ke kota perantauan. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun