Efek penertiban ini, jumlah penyewa motor di kalangan bule mengalami penurunan. Sepertinya informasi larangan penyewaan kepada turis asing begitu cepat menyebar sehingga dari turis asing memilih pakai jasa tour travel dan dari sisi pemilik lebih selektif dalam menyewakan motor. Khawatir bisa terkena masalah dengan kebijakan pemerintah daerah.Â
Perubahan kedua: mulai tertibnya wisatawan asing di jalan
Saya dulu kerap geleng-geleng kepala melihat turis asing berkendaraan di jalan. Stigma saya bahwa masyarakat di negara maju lebih tertib, mengikuti aturan dan menghormati hak orang lain seakan sirna.Â
Bayangkan, banyak sekali turis asing yang enggan menggunakan helm, tidak menggunakan plat kendaraan yang benar/resmi, berpakaian seksi atau bahkan bertelanjang dada bagi turis pria serta kebut-kebutan di jalan.Â
Selama 2 minggu ini, jumlah pengendara motor dari kalangan turis asing mengalami penurunan drastis. Jika dulu sering berpapasan saat di lampu merah, SPBU atau minimarket. Sekarang jumlahnya tidak banyak.Â
Uniknya saya melihat pengendara bule mulai bisa tertib layaknya warga lokal. Saya melihat mayoritas sudah menggunakan helm saat mengendarai motor, mengikuti rambu lalu lintas dan peduli dengan lingkungan sekitar.Â
Selama 2 minggu ini secara langsung saya tidak terlalu banyak menemukan pelanggaran lalu lintas.Â
Perubahan ketiga: berkurangnya aksi penertiban dari aparat pemerintah
Jika bulan lalu sangat gencar tindakan penertiban yang dilakukan kepolisian maupun instansi pemerintah terkait ketertiban kini hampir sudah tidak terlihat aksi razia kendaraan di spot yang kerap dilakukan penertiban.Â
Ini bisa diapresiasi dimana tandanya kepedulian masyarakat dan wisatawan mulai meningkat ke arah positif sehingga aksi penertiban dilonggarkan.Â