Pemalsuan kode Qris yang dilakukan oknum pria dengan meletakkan barcode Qris palsu di sejumlah masjid membuat miris. Menipu saja sudah jadi bentuk kejahatan dan sebuah dosa apalagi menipu dilakukan di tempat ibadah. Bisa jadi dosa bisa berlipat-lipat.Â
Aksi ini ternyata sudah dilakukan di banyak masjid di Jabodetabek dan info yang di dapat si oknum bisa mendapatkan uang masuk hingga 13 juta dalam kurun waktu 10 hari.Â
Pantas saja si oknum terbersit pikiran memanipulasi sumbangan karena pernah bekerja di Bank BUMN serta memahami kemajuan teknologi transaksi saat ini.Â
Saat ini transaksi digital sudah kian marak dan berkembang pesat. Cashless menjadi alasan utama karena bertransaksi digital membuat kegiatan transaksi lebih cepat dan efisien.
Teringat saya dulu pernah lupa membawa uang saat makan di sebuah warung makan. Beruntung si pemilik warung memiliki mode transaksi Qris sehingga saya bisa membayar secara digital.Â
Bayangkan jika tidak ada, bisa jadi saya harus mencuci piring kotor di warung makan tersebut karena tidak bawa uang. Hehe
Saya melihat ada banyak sisi positif dan negatif penggunaan Qris untuk kegiatan amal atau sumbangan. Hal yang saya dasari dari pengalaman pribadi atau orang di sekitar saya.Â
Sisi Positif Beramal Dengan Qris
Mungkin pembaca pernah tahu bahwa pada selembar kertas uang ternyata menyimpan bakteri dan kuman dalam jumlah fantastis.Â
Sebuah portal kesehatan menyatakan bahwa pada selembar uang kertas terdapat 3.000 jenis bakteri (Sumber klik disini).Â