Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beragam Tanggapan Kegagalan Bali Sebagai Daerah Penyelenggara U20

4 April 2023   21:49 Diperbarui: 4 April 2023   22:51 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biaya Renovasi Stadion Untuk Persiapan Piala Dunia U20 | Sumber Kompas.com

Pencoretan Indonesia sebagai tuan rumah maka secara pasti posisi Bali sebagai salah satu lokasi pertandingan juga dipastikan batal. Berdasarkan informasi yang saya dapat ada 6 lokasi yang ditunjuk sebagai daerah penyelenggara mengingat ketersediaan fasilitas Gelanggang Olahraga (GOR) yaitu:

  • Stadion Jakabaring (Palembang)
  • Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta)
  • Stadion Si Jalak Harupat (Bandung)
  • Stadion Manahan (Solo)
  • Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya)
  • Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali)

Polemik muncul ketika I Wayan Koster selaku Gubernur Bali menyatakan keberatan atas kehadiran Timnas Israel jika bertanding di Bali. Protes ini pun diliput banyak media massa yang dianggap ikut mempengaruhi putusan FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah. 

Saya tertarik berdiskusi dengan beberapa teman. Kebetulan saya lagi menempuh S2 di salah kampus negeri di Bali terkait pandangan mereka terhadap polemik ini. Bagi saya pandangan teman-teman saya yang notabane-nya dari beragam latar pendidikan, usia dan pengalaman akan menarik untuk diketahui. 

Tia, teman kelas yang merupakan orang asli Bali dan juga berprofesi sebagai PNS mengatakan hal unik. 

"Selagi pencoretan Indonesia tidak mempengaruhi Tukin (Tunjangan Kinerja), uang makan dan THR. Masa bodoh lah"

Saya ketawa mendengar jawabannya. Ternyata komentar Tia seakan mewakili masyarakat yang cuek, tidak mau ribet atau bahkan bukan pecinta bola. Saya memaklumi bahwa hidup pribadi aja sudah penuh masalah jadi tidak perlu ditambah masalah lagi. 

Aldi, teman kelas yang juga seorang wirausahawan memberikan pandangan khusus. Ia merasa kecewa karena batalnya piala dunia U20 di Indonesia akan membuat banyak kerugian baik secara material dan immaterial. 

Saya paham tentang cara pandangnya. Saya pun melihat selama 3 tahun ini pemerintah sudah gencar menyiapkan banyak hal mulai proses negosiasi, promosi, renovasi infrastruktur, akomodasi hingga pelatihan untuk Timnas U20. 

Biaya Renovasi Stadion Untuk Persiapan Piala Dunia U20 | Sumber Kompas.com
Biaya Renovasi Stadion Untuk Persiapan Piala Dunia U20 | Sumber Kompas.com

Merujuk pada situs Kompas.com, untuk renovasi stadion saja sudah mencapai 400 miliar rupiah. Ini belum termasuk biaya promosi, persiapan, pelatihan hingga akomodasi yang sudah dibayarkan. Bahkan ada anggapan bahwa jika Piala Dunia U20 dibatalkan maka kerugian bisa mencapai angka triliunan rupiah. 

Persiapan Indonesia Saat Masih Dipilih Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20| Sumber Situs Viva
Persiapan Indonesia Saat Masih Dipilih Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20| Sumber Situs Viva

Bayangkan uang tersebut jika digunakan untuk membangun sekolah maka akan ada ratusan sekolah yang bisa terbangun dengan dana tersebut. Dana yang tidak bisa dibilang sedikit. 

Kerugian secara immaterial pun akan sangat banyak. Bisa jadi Indonesia akan diragukan sebagai tuan rumah untuk event olahraga internasional atau event lainnya. Mimpi menjadi tuan rumah Olimpiade atau Piala Dunia untuk Timnas Senior pun bisa jadi mimpi belaka. 

Ibarat ini akan jadi noda membandel di baju putih. Meski sudah berusaha dicuci dan dibilas sekeras tenaga, noda tetap meninggalkan bekas. Bukan hal mudah membangun kepercayaan ditengah kekecewaan. Apalagi Indonesia bisa dianggap tidak konsisten dengan menciptakan keamanan dan kenyamanan sebagai calon tuan rumah olahraga. 

Teman lain yang bekerja di instansi pemerintah pun memberikan komentar hampir senada. "Kok baru sekarang ada larangan. Sebelumnya pada kemana?"

Menarik juga komentar ini, seakan mewakili pertanyaan dari sebagian masyarakat yang kecewa. Padahal menjadi wilayah yang ditunjuk pasti sudah memahami betul Plus dan Minus sebagai tuan rumah penyelenggara. 

Apalagi Bali dianggap sebagai daerah yang sudah berulang kali jadi tuan rumah ajang internasional seperti KTT G20 sebelumnya. Jika yang dipermasalahkan karena hadirnya Timnas Israel yang dianggap bertentangan dengan ideologi Bapak Soekarno yang menyatakan kemerdekaan ialah hak segala bangsa dimana Israel menentang kemerdekaan Palestina. Sepertinya ada hal ganjil yang terlewatkan. 

Bukan kah kita dulu membanggakan diri karena menganut sistem Netral saat terjadi perang dunia? 

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan

Jika merunjuk pada alinea pertama pembukaan UUD 1945 maka seharusnya kita perlu menerapkan secara seutuhnya. Artinya tidak hanya melarang Israel yang melakukan penjajahan atas Palestina namun juga negara lain. Padahal banyak negara yang kini juga seakan menjajah negara lain. 

Contoh Invasi Rusia terhadap Ukraina, Invasi Amerika Serikat terhadap Irak dan Afganistan atau Cina yang masih tidak ingin melepas Hongkong dan Taiwan untuk merdeka seutuhnya maka pun harus dilarang ke Indonesia. 

Nyatanya negara tersebut banyak berdatangan dan menjadi penyumbang sektor pariwisata yang besar di Bali. Sebuah ironi karena penentangan 1 negara namun memberikan permakluman untuk negara lain. 

Dika seorang wiraswasta justru memberikan pandangan berbeda. Baginya Bali adalah wilayah yang bertumbuh sekaligus rentan. Pertimbangan keamanan Bali tidak bisa dipandang sebelah mata. 

Saya jadi ingat ketika Bali menjadi sasaran terorisme dimana terjadi Bom Bali 1 dan 2. Kejadian ini membuat wisatawan berbondong-bondong meninggalkan Bali karena dianggap sudah tidak nyaman. Industri pariwisata pun akhirnya terpuruk akibat kejadian itu. 

Covid19 juga memberikan pukulan telak bagi pariwisata di Bali. Pembatasan aktivitas membuat perekonomian Bali lumpuh bahkan banyak pelaku usaha yang bangkrut atau merumahkan karyawannya karena sepinya pariwisata di Bali. 

Pariwisata Bali Yang Kian Pulih | Sumber Poskota Bali
Pariwisata Bali Yang Kian Pulih | Sumber Poskota Bali

Sepertinya ini juga yang menjadi pertimbangan Gubernur Bali mengapa memilih menolak kehadiran Timnas Israel untuk bertanding di Bali. Ini karena Israel memiliki banyak musuh yang dikhawatirkan menimbulkan teror atau masalah keamanan di Bali.

Kini Bali berupaya bangkit dari keterpurukan dan jangan sampai ada satu kejadian lain membuat sektor ekonomi kembali jatuh. Padahal banyak masyarakat menggantungkan hidup dari kehadiran wisatawan yang merasa aman berlibur ke Bali. 

***

Ternyata diskusi saya dengan beberapa teman terkait gagalnya Bali sebagai daerah penyelenggara Piala Dunia U20 juga memiliki beragam pandangan. Ada yang Pro, Kontra atau bahkan cuek. 

Kembali lagi bahwa ini telah terjadi dan bisa jadi pembelajaran bersama khususnya bagi elit politik serta pemerintah agar bisa saling koordinasi agar tetap menjaga citra Indonesia di mata Internasional. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun