Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pahami Resiko dan Cara Antisipasi Punya Teman Manipulatif

3 April 2023   16:03 Diperbarui: 3 April 2023   16:06 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sedikit pengalaman kurang menyenangkan yang pernah saya alami. Kejadian dimasa kecil ketika seorang teman meminta bantuan saya mengambil barang di suatu tempat. Sebagai teman saya pun membantu dengan mengantarkan dirinya menggunakan sepeda. 

Membonceng dirinya ke tempat yang dituju. Jaraknya tergolong lumayan jauh bagi saya yang masih kecil saat itu. Sayangnya ketika sudah diantarkan, saya malah disuruh pulang. Ada rasa kesal karena saya merasa dimanfaatkan saat itu. Apalagi ketika giliran saya terkena musibah, rasanya susah meminta bantuan pada teman saya ini. 

Mungkin ada kisah mirip atau bahkan lebih tragis yang pernah dialami pembaca terkait teman yang super menjengkelkan atau bahkan manipulatif. Baik di depan namun menusuk kita dari belakang. 

Selain bikin sakit hati, kesal juga bisa membuat kita memilih menjauh dibandingkan mengalami kejadian serupa dikemudian hari. Sebaiknya kita harus pahami tanda-tanda teman kita adalah tipe manipulatif dan tahu cara bijak mengatasi hal ini. 

Tanda dan Resiko Punya Teman Manipulatif

Hal sederhana yang kerap ditunjukan oleh teman manipulatif adalah suka membicarakan orang lain khususnya dalam hal negatif. Bahkan tidak ragu menyebarkan aib meskipun yang diceritakan adalah teman dekatnya. Baginya ada kepuasan tersendiri jika membahas kekurangan, keburukan atau aib orang lain sebagai bahan cerita. 

Teman Bermuka Dua Yang Suka Membicarakan Orang Dibelakang | Sumber Tribun 
Teman Bermuka Dua Yang Suka Membicarakan Orang Dibelakang | Sumber Tribun 

Fix, lebih baik menjauh jika punya teman seperti ini. Mungkin saat ini kita adalah teman asyik baginya untuk bercerita. Kelak jika ada kejadian konflik personal, bersiaplah kita akan jadi bahan topik ceritanya kepada orang lain atau justru orang-orang yang kita kenal. 

Hal berbahaya ketika bahan cerita dilengkapi dengan bumbu-bumbu tambahan yang seakan menjadi berita yang kian menarik. Padahal bumbu-bumbu itu belum tentu benar terjadi. Saya lebih baik menjauh daripada kelak berurusan dengan orang ini. 

"Kamu jangan cerita ke orang lain ya. Cukup kamu aja yang tahu"

Eh besoknya rahasia yang kita ceritakan tersebar kemana-mana. Teman yang tidak bisa menjaga rahasia menjadi hal yang harus kita antisipasi. 

Kadang kita butuh teman sharing untuk berbagi cerita dan keluh kesah. Tentu saja ketika kita bisa cerita uneg-uneg pada orang yang dianggap tepat, hati jadi plong dan kita merasa ada teman curhat. Ironis jika kita memiliki teman curhat yang salah. 

Jika ada seseorang cerita tentang suatu hal dan ditanya dapat informasi darimana? Si pencerita menginfokan dapat info langsung dari orang yang dibahas. Fix, ini orang gak bisa simpan rahasia. Apalagi rahasia yang sebenarnya hal privasi yang tidak butuh banyak orang mengetahuinya. 

Teman yang datang saat ada butuhnya pun sebaiknya dihindari. Kadang kesal jika ada teman lama tanpa pernah menjalin silahturahmi tiba-tiba menanyakan kabar dan kemudian diselingi mohon bantuan. 

Membantu orang kesusahan adalah hal baik tapi ketika orang yang dibantu hanya datang saat butuh bantuan juga bikin kita menciptakan kesan berbeda. Apalagi jika ternyata orang ini memang dikenal sebagai "parasit" atau mencari keuntungan buat kepentingan pribadi. 

Lebih baik menolak di awal daripada sakit hati. Karena tidak sedikit kasus orang dikecewakan oleh seseorang yang dikenal. Bahkan ini bisa membuat konflik tersendiri dikemudian hari jika kita ternyata hanya jadi obyek pelarian bagi oknum yang ingin mencari bantuan secara instan. 

Bagaimana Cara Mengatasinya? 

Belajar pada pengalaman, saya menerapkan beberapa cara mengatasi atau menghindari teman manipulatif. 

Pertama, jangan mudah percaya. Ketika ada teman yang menceritakan sesuatu khususnya orang lain. Sebaiknya jangan langsung percaya 100 persen. Kita perlu melakukan filterisasi informasi. Biasanya ketika yang dibahas adalah orang yang dibenci pasti ada bumbu-bumbu cerita tambahan yang belum tentu benar. 

Seleksi Memilih Pertemanan | Sumber Lifestyle Okezone
Seleksi Memilih Pertemanan | Sumber Lifestyle Okezone

Kedua, Amati sikap dan perilaku teman kita. Jika teman kita ini mulut ember atau tidak bisa jaga rahasia maka sebaiknya jangan pernah menceritakan hal privasi padanya. Meski  dia berjanji tidak akan cerita pada siapa-siapa tapi karakter susah dirubah. Bisa saja dibelakang ia pun menceritakan sesuatu yang seharusnya dirahasiakan. 

Ketiga, Bantu Dengan Porsi Sederhana. Maksudnya jika ada teman lama tiba-tiba chat hanya untuk meminjam uang apalagi jumlah besar. Ketika hati tidak tega melihat kesusahan orang lain sebaiknya bantulah dengan porsi kecil. Misalkan dirinya butuh uang pinjaman 1 juta, kamu infokan hanya punya dana lebih 200 ribu dan bisa dipinjam. 

Tujuan untuk mengetes menjaga amanah si teman lama. Seandainya ternyata dia tidak amanah, setidaknya nominal kerugian tidak besar dan masih bisa kita ikhlaskan. Uang menjadi hal sensitif jangan sampai kita sudah bersusah payah menabung atau mengirit justru uang digunakan orang lain yang tidak amanah. 

***

Memiliki teman memang membuat aktivitas sosial kita berwarna. Kita bisa berbagi suka duka bersama teman. Namun adakalanya teman yang kita anggap baik bisa bersikap manipulatif. 

Sikap ini selain bisa merusak pertemanan, kepercayaan juga membuat kita jadi trauma khususnya dalam lingkup pertemanan. Sebenarnya kita bisa mengatasi hal ini lebih awal seandainya kita peka dan tidak mudah percaya 100 persen pada orang lain. Sisakan sedikit rasa tidak percaya agar kita bisa mawas diri. 

Teman manipulatif sangat banyak ada di sekitar kita. Sudah banyak pula kisah kekecewaan seseorang karena memiliki teman manipulatif. Yuk lebih bijak memilih teman pergaulan agar terhindar dari teman manipulatif semacam ini. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun