Ada sedikit pengalaman kurang menyenangkan yang pernah saya alami. Kejadian dimasa kecil ketika seorang teman meminta bantuan saya mengambil barang di suatu tempat. Sebagai teman saya pun membantu dengan mengantarkan dirinya menggunakan sepeda.Â
Membonceng dirinya ke tempat yang dituju. Jaraknya tergolong lumayan jauh bagi saya yang masih kecil saat itu. Sayangnya ketika sudah diantarkan, saya malah disuruh pulang. Ada rasa kesal karena saya merasa dimanfaatkan saat itu. Apalagi ketika giliran saya terkena musibah, rasanya susah meminta bantuan pada teman saya ini.Â
Mungkin ada kisah mirip atau bahkan lebih tragis yang pernah dialami pembaca terkait teman yang super menjengkelkan atau bahkan manipulatif. Baik di depan namun menusuk kita dari belakang.Â
Selain bikin sakit hati, kesal juga bisa membuat kita memilih menjauh dibandingkan mengalami kejadian serupa dikemudian hari. Sebaiknya kita harus pahami tanda-tanda teman kita adalah tipe manipulatif dan tahu cara bijak mengatasi hal ini.Â
Tanda dan Resiko Punya Teman Manipulatif
Hal sederhana yang kerap ditunjukan oleh teman manipulatif adalah suka membicarakan orang lain khususnya dalam hal negatif. Bahkan tidak ragu menyebarkan aib meskipun yang diceritakan adalah teman dekatnya. Baginya ada kepuasan tersendiri jika membahas kekurangan, keburukan atau aib orang lain sebagai bahan cerita.Â
Fix, lebih baik menjauh jika punya teman seperti ini. Mungkin saat ini kita adalah teman asyik baginya untuk bercerita. Kelak jika ada kejadian konflik personal, bersiaplah kita akan jadi bahan topik ceritanya kepada orang lain atau justru orang-orang yang kita kenal.Â
Hal berbahaya ketika bahan cerita dilengkapi dengan bumbu-bumbu tambahan yang seakan menjadi berita yang kian menarik. Padahal bumbu-bumbu itu belum tentu benar terjadi. Saya lebih baik menjauh daripada kelak berurusan dengan orang ini.Â
"Kamu jangan cerita ke orang lain ya. Cukup kamu aja yang tahu"