Saya kerap mendengar ada bule bertingkah dengan menyalakan musik atau menyelenggarakan acara hingga larut malam. Tentu saja ini mengganggu kenyamanan warga sekitar.Â
Aksi bule yang melanggar saat Nyepi pun banyak yang mendapatkan sanksi adat dan penertiban dari Pecalang. Ini karena Pecalang yang merupakan petugas keamanan dari warga lokal. Mereka diberi kewenangan untuk memberikan teguran, sanksi atau hal lain yang dianggap mampu mengganggu kenyamanan masyarakat atau nilai norma yang berlaku di Bali.Â
Di tingkat individu pun banyak yang membantu pemangku kepentingan dalam memberikan informasi atau menemukan oknum bule nakal.Â
Beberapa kejadian viral seperti bule yang berpose senonoh di tempat sakral bisa cepat ditemukan karena ada informasi dari masyarakat. Biasanya jika ada tindakan bule yang melanggar, masyarakat akan mendokumentasikan dan menginformasikan baik melalui sosial media atau aparat hukum.Â
Justru ketika ada aksi viral karena pelanggaran akan mudah menarik warga lain untuk menyebarkan atau membantu menangkap oknum pelaku.Â
Saat ini asa banyak grup sosial media di Bali yang membagikan informasi update atau informasi viral kepada pengguna sosial media. Bahkan kejadian pelanggaran oleh wisatawan di daerah X pada pagi hari. Tidak butuh waktu 1 hari, kejadian ini sudah menyebar luas di masyarakat Bali.Â
***
Kehadiran wisatawan asing ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi membantu pemulihan perekonomian Bali karena Bali sangat tergantung dari aktivitas pariwisata. Apalagi paska pandemi, banyak sektor lumpuh karena hampir tidak ada kunjungan wisatawan selama pandemi.Â
Di sisi lain kehadiran wisatawan juga bisa menciptakan masalah sosial baru di Bali. Sudah banyak kelakuan oknum bule nakal yang bikin geram dan geleng-geleng kepala. Harapan dengan penertiban ini bisa membuat Bali tetap nyaman dan aman.Â
Semoga Bermanfaat