Padahal selama ini kita mengganggap masyarakat dari negara maju lebih tertib dan mudah diarahkan. Ternyata kita patut bangga bahwa warga lokal justru lebih tertib dibandingkan wisatawan asing.Â
Pemerintah daerah bersama dengan DPRD pun telah berupaya ikut menertibkan wisatawan. Beberapa aksi yang sudah dilakukan seperti pendeportasian untuk wisatawan asing yang bermasalah.Â
Ini terjadi pada 2 bule asal Polandia yang ketahuan hidup nomaden di Bali. Kedua bule ini justru berkemah di salah satu pantai di Gianyar saat Nyepi. Kegiatan mereka pun akhirnya mendapatkan sanksi tegas yaitu dilakukan deportasi ke negara asalnya.Â
Aksi lainnya dengan mulai melarang wisatawan asing menyewa kendaraan dan mengarahkan wisatawan menggunakan jasa agent travel. Kebijakan ini mampu menekan pelanggaran oleh wisatawan asing.Â
Ini saya rasakan ketika mengamati aktivitas pengguna jalan dalam 1 minggu ini. Jika dulu, saya mudah melihat wisatawan asing membawa kendaraan pribadi seperti motor di sekitar Canggu, Kuta atau Seminyak. Atau saat mengisi BBM di SPBU pun banyak terlihat bule yang ikut mengantre.Â
Kini sudah jarang terlihat bule berwara-wiri di jalan. Jikapun ada yang terlihat bule yang masih membawa motor, saya menduga mereka menyewa sebelum ada penertiban dan disewa dalam jangka waktu panjang atau bule yang sudah menetap di Bali dan sudah memiliki kendaraan pribadi.Â
Di level kelompok masyarakat pun juga ikut membantu dalam menertibkan masyarakat. Terlihat ada beberapa aksi nyata yang dilakukan oleh masyarakat.Â
Ni Luh Djelantik, tokoh wanita Bali yang kerap maju menghadapi oknum bule nakal. Baru-baru ini ada aksi bule yang melakukan vandalisme dengan mencoret-coret tembok di salah satu tempat di Bali.Â
Aksi ini terekam dan menjadi viral. Ni Luh Djelantik secara tegas bertemu langsung dengan oknum tersebut dan memberikan edukasi kepada si bule.Â
Pecalang atau petugas keamanan di desa juga kerap membantu masyarakat dalam memberikan teguran atau menertibkan bule nakal.Â