Selain menyalahi norma kekhawatiran jika terjadi hal tidak diinginkan seperti kecelakaan maka bisa membahayakan dirinya sendiri dan pengguna jalan lain.Â
Teman saya cerita bahwa sahabatnya yang warga Perancis meninggal karena kecelakaan tunggal saat wisata ke Bali. Si bule ternyata habis dugem dan dalam kondisi mabuk saat mengendarai motor ditambah tidak menggunakan helm. Kondisi tidak prima membuat ia menabrak pembatas jalan dan meninggal di tempat.Â
Mengutip dari salah satu portal berita online, didapatkan 171 pelanggaran oleh WNA dalam menggunakan kendaraan sewa hanya dalam kurun waktu seminggu. Jumlah ini tergolong besar sehingga menciptakan kesan buruk.Â
Pemerintah provinsi dan masyarakat sepertinya geram karena pelanggaran yang kerap dilakukan WNA dalam berkendara. Alhasil rancangan aturan dimana WNA akan dilarang meminjam atau menyewa kendaraan dan diarahkan menggunakan jasa travel dalam berwisata.Â
Pertanyaan muncul, apa dampak dari stakeholders jika sewa motor dilarang untuk WNA di Bali?Â
Pengaruh secara pendapatan
Bagi pelaku atau pemilik jasa motor sewa, WNA dianggap sebagai pangsa pasar potensial. Mengapa? Mereka bisa memberikan harga sewa jauh lebih tinggi dibandingkan wisatawan domestik.Â
Saat lagi bersantai di Kuta. Saya melihat seorang bule sibuk mencari motor sewaan. Seseorang ibu membantu mencarikan motor sewaan. Mengingat jarak mereka dekat dengan tempat saya bersantai, saya bisa mendengar percakapan kedua orang ini.Â
Wow, si bule setuju dengan harga sewa 200ribu per hari. Rencana si bule akan sewa 2 hari. Artinya si bule mengeluarkan 400 ribu selama 2 hari. Padahal saya pernah mencari motor untuk teman dapat harga 80ribu per hari. Ternyata oh ternyata si ibu ini perantara karena setelah si bule membawa motor. Si pemilik memberikan uang sebagai kompensasi mencarikan pelanggan.Â
Artinya sewa motor untuk WNA bisa menjadi sumber pendapatan bagi banyak pihak. Contoh kasus saya, ada ibu sebagai perantara dan si pemilik yang mendapatkan penghasilan lebih. Bagi bule harga sewa tersebut murah dan jarang menawar.Â
Berbanding terbalik jika si penyewa adalah wisatawan domestik. Biasanya wisatawan domestik sudah paham harga sewa dan pasti menawar jika mendapati harga diluar ekspetasi. Selain itu wisatawan domestik biasanya lebih suka melakukan komparasi khususnya harga dan mencari yang termurah. Keuntungan bagi penyewa terbilang kecil dibandingkan disewa ke WNA.Â