Tradisi Pawai Ogoh-Ogoh dan Nyepi telah dikenal oleh wisatawan. Bahkan ada wisatawan yang sengaja datang ke Bali menjelang Nyepi hanya ingin melihat langsung pawai Ogoh-Ogoh dan merasakan momen menyepi di Bali.
Kini dengan mulai bangkitnya pariwisata di Bali alhasil Ogoh-Ogoh bisa menjadi daya pikat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali selama Nyepi.
Kapan lagi bisa berfoto ria dengan latar patung raksasa menakutkan atau melihat puluhan Ogoh-Ogoh yang di pawaikan mengelilingi Desa. Dulu saat pawai Ogoh-Ogoh, penonton bahkan bisa mencapai puluhan ribu di Denpasar. Acara ini dimulai saat matahari terbenam hingga tengah malam.Â
# Ajang Kekompakan Warga Desa
Kekompakan ini tidak hanya saat ikut serta memberikan sumbangan sukarela untuk penciptaan Ogoh-Ogoh. Masyarakat pun ada yang turut membantu dalam realisasi pembuatan Ogoh-Ogoh.
Sepupu saya yang masih duduk di bangku SMA dan kuliah ikut terlibat dalam pembuatan Ogoh-Ogoh di dekat tempat tinggalnya. Biasanya mereka membantu saat hari libur. Ini juga menjadi penguat interaksi antar tetangga dan warga.
Saat malam pawai pun akan melibatkan banyak orang. Ogoh-Ogoh akan di gotong beramai-ramai bahkan bisa melibatkan belasan hingga puluhan pemuda. Banyak pemuda yang antusias terlibat dalam pengarakan ini karena menjadi pembuktian karya mereka kepada warga desa lain.
Saya pun ada rasa bangga ketika Ogoh-Ogoh desa tempat tinggal diarak mengelilingi desa. Bahkan beberapa kali ikut berjalan kaki mengikuti prosesi pengarakan. Padahal jarak yang ditempuh lumayan jauh namun tidak terasa melelahkan karena ada banyak warga yang ikut serta.
Kekompakan terjalin antara satu dengan lainnya. Uniknya ada warga Non Bali atau WNA yang terlibat dalam pengarakan Ogoh-Ogoh. Mereka merasa ada keseruan sendiri mengangkat Ogoh-Ogoh untuk dipawaikan keliling desa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!