Anak juga belajar teknik marketing seperti membuat promo menarik bagi pelanggan, menggunakan kata-kata persuasif atau bahkan teknik merayu pelanggan.Â
Ilmu ini kadang tidak diajarkan di bangku sekolah namun justru di lapangan. Perlahan mereka jadi punya strategi marketing sendiri yang kian terasah. Satu kemampuan yang melebihi teman sebaya yang selama ini tidak terbiasa berbisnis atau berjualan.Â
5. Belajar Memahami Karakter Konsumen
Setiap konsumen memiliki karakter berbeda dan kadang unik. Ada karakter yang bawel, ada yang judes, baik, ramah, loyal, atau banyak nawar tapi ujung-ujungnya tidak beli.Â
Ketika anak sudah terbiasa bertemu dengan banyak orang maka ia perlahan sudah memahami karakter orang. Tentu menghadapi karakter berbeda diperlukan perlakuan yang berbeda pula. Ini akan jadi bekal berharga ketika si anak tumbuh dewasa.Â
Memahami karakter orang juga membantu si anak berpikir lebih inovatif dan solutif. Bisa jadi sosok yang dikenal galak justru bisa diatasi mudah oleh si anak karena ia paham apa yang perlu dilakukan.Â
***
Bukan suatu kesalahan mengajarkan anak berbisnis sedari dini. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seperti anak jadi mandiri, lebih bisa mengatur keuangan, dan jadi modal jika kelak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.Â
Di satu sisi Indonesia juga butuh calon wirausahawan yang nantinya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang sekitar. Tentu harapan ini bisa terwujud jika anak terlatih menjadi usahawan dimana kelak ketika dewasa sudah matang dalam berbisnis dan siap membuka lapangan pekerjaan bagi ornag lain.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--