Hari ini, 14 Februari diperingati sebagai hari kasih sayang atau lebih dikenal sebagai Valentine's Day. Keberadaan khusus peringatan ini tidak tertulis dalam kalendar Indonesia namun menjadi tradisi yang berkembang secara global.
Keberadaan hari Valentine di Indonesia pun penuh pro dan kontra. Banyak menilai tradisi ini bukanlah bagian dari budaya kita dan justru disalahartikan oleh sebagian kalangan.
Fenomena tingginya okupansi hotel saat hari Valentine khususnya di kalangan yang belum menikah menjadi sorotan utama. Jangan kaget banyak kalangan terutama pakar agama melarang perayaan ini secara khusus.
Ada nasihat bijak dari orang tua, ambil yang baik dan buang yang buruk. Justru saya menilai masih ada sisi baik yang bisa kita ambil jika diterapkan dalam porsi benar. Setidaknya dari lingkup keluarga kecil antara orang tua dan anak.Â
Apa saja yang bisa kita ambil sisi positifnya?Â
# Hari Valentine = Hari Keluarga
Esensi utama perayaan Valentine adalah berbagi kasih sayang. Jika kita bisa memanfaatkan momen ini lebih baik maka kita bisa mengubah tanggal 14 Februari sebagai Hari Keluarga.Â
Hari spesial untuk berbagi dan meluapkan kasih sayang anggota keluarga. Antara suami dengan istri, orang tua dengan anak atau kakak dengan adik.Â
Saya ingat saat kecil, kakak saya diam-diam memberikan kado untuk saya saat Valentine. Ternyata berisikan coklat. Ada rasa haru karena kakak membelikan coklat dari uang jajannya.Â
Baginya berbagi kasih sayang tidak mesti dengan pacar, dengan saudara kandung juga bisa dan memiliki arti lebih. Kenangan itu membekas hingga sekarang.Â
Mungkin ada suami-istri yang selama ini terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan jarang ada momen bersama. Di saat inilah mereka bisa meluangkan waktu bersama.Â
Makan bersama di rumah, menonton di bioskop, jalan ke tempat romantis atau bercanda ria bersama anak seharian. Hal kecil namun bisa berarti lebih.Â
# Hari Menyebarkan Kasih Sayang
Hari ini saya melihat sekelompok polisi pagi hari membagikan bunga kepada pengendara jalan yang tengah berhenti di lampu merah. Awalnya hati ini degdegan karena sempat berpikir ada razia namun ternyata berbeda 180 derajat.Â
Momen ini dijadikan untuk menciptakan kesan hangat dan suka cita. Mendapatkan bunga dari bingkisan tentu bisa membuat kita senang dan melupakan hal negatif.Â
Disini orang tua bisa juga mengajarkan konsep berbagi dan menyebarkan kasih sayang kepada anak. Hal yang bisa dilakukan dalam perkara kecil.
Anak bisa memberikan coklat atau bingkisan kepada Asisten Rumah Tangga (ART) yang selama ini sudah membantu pekerjaan rumah, kepada pengasuh, kepada teman sebaya atau tetangga sekitar.Â
Bagi anak, berbagi menjadi keseruan tersendiri. Mereka belajar bahwa ketika berbagi kebaikan pada orang lain maka mereka melihat senyum kebahagian atau rasa syukur dari orang lain.Â
Bahkan bisa memperkuat hubungan personal atau lingkungan sosial. Dari yang semula introvert bisa berbaur dengan lingkungan sekitar.Â
# Sarana Edukasi Seksualitas Pada Anak
Kembali lagi bahwa valentine's day kerap disalahgunakan oleh kalangan muda. Disinilah kita perlu membekali anak dan mengedukasi tentang pemahaman tentang apa yang boleh dan jangan dilakukan.Â
Misalkan memberitahukan anak jika kelak punya pasangan dan tiba-tiba diajak ke tempat tinggal, hotel atau tempat sepi sebaiknya ditolak. Beri pemahaman bahwa membuktikan rasa sayang pada pasangan bukan melalui aktivitas seksual.
Beri contoh kasus seperti kasus seseorang hamil diluar nikah dan justru dicampakkan oleh kekasih atau menderita karena menjadi orang tua di usia muda. Atau bahaya penyakit menular karena aktivitas seksualitas dan sebagainya.Â
Pemberian edukasi ini bisa membentengi diri dan anak paham bahwa ada banyak resiko negatif dari aktivitas yang tidak benar atau bertentangan dengan norma agama.Â
# Menciptakan Momen Keterbukaan
Momen berbagi kasih sayang tidak hanya dalam bentuk pemberian barang. Namun juga dari sisi perhatian dan keterbukaan.Â
Saya kerap melihat anggota keluarga saling tidak terbuka satu dengan lainnya. Atau ada istri yang merasa suaminya udah tidak sayang lagi padanya. Anak yang merasa diabaikan oleh orang tua, anak yang terkesan cuek pada orang tua dan sebagainya.Â
Akan menjadi hal indah ketika pada hari ini tercipta keterbukaan antar anggota keluarga salah satunya melalui sesi ngobrol bersama.Â
Anak yang selama ini merasa orang tua kurang perhatian dan seakan sibuk sendiri mengetahui bahwa orang tua mereka sayang dan sibuk karena harus memenuhi kebutuhan keluarga. Istri bisa tahu bahwa suami memiliki uneg-uneg dan kemudian bisa introspeksi diri.Â
Orang tua juga bisa mendengarkan keluh kesah anak dan anakpun sebaliknya. Kondisi ini membuat semua anggota keluarga saling instrospeksi diri dan mengetahui bahwa mereka saling menyayangi meski tidak ditunjukan secara langsung.Â
***
Hari kasih sayang atau Valentine Day memiliki makna luas dimana kasih sayang bersifat universal. Salah satunya menebar kasih sayang melalui lingkup keluarga inti.Â
Momen ini selain bisa meningkatkan kasih sayang antara anggota keluarga juga sarana mengedukasi anak serta menciptakan keterbukaan. Kembali pada kata orang bijak bahwa ambil yang baik dan buang yang buruk.
Peringatan Valentine pun meski bukan bagian dari budaya kita namun masih ada sisi positif yang bisa kita ambil khususnya untuk diterapkan di keluarga inti kita.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H